JAKARTA, KOMPAS.com - Rekaman Closed Circuit Television (CCTV) menampilkan Evelyn Tiandy (8) dibawa lari oleh sejumlah pria saat berada tepat di belakang ibunya, Rita Tjoa (37), dari sebuah minimarket di Cikupa, Tangerang, Banten. Rekaman CCTV itu kemudian disebut pihak Rita sebagai bukti penculikan terhadap Evelyn.
Namun setelah kasus itu ramai di media massa, ayah Evelyn, Budiman Tiandy muncul. Budiman mengaku bahwa dirinya yang mengambil Evelyn saat bersama ibunya ketika itu.
Dalam konfrensi pers di Jalan Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur, Budiman menjelaskan kejadian yang terekam CCTV pada saat itu. Menurut dia, aksi itu memang benar dilakukan olehnya, yang datang bersama sopirnya.
(Baca: Ini Detik-detik Penculikan Evelyn yang Terekam CCTV)
"Anak itu diambil orang tuanya, tapi yang paling benar diambil dari salah satu orangtuanya, yang enggak punya hak asuh," kata kata Budiman kepada awak media, Sabtu (4/6/2016).
Budiman membawa dokumen putusan pengadilan Jakarta Utara soal hak asuh atas Evelyn. Pengadilan Jakarta Utara, dalam dokumen putusan itu, tertulis mengabulkan gugatannya atas Rita terkait hak asuh Evelyn.
Pengadilan menyatakan, tergugat dalam hal ini Rita, sudah tak mampu lagi untuk mengasuh dan memelihara anak yang bernama Evelyn Tiandy, dan menyatakan hak pengasuhan dan pemeliharaan anak jatuh kepada penggugat, dalam hal ini Budiman.
Namun, meski putusan pengadilan memenangkannya, Rita menyembunyikan Evelyn hampir satu tahun, sejak Rita diam-diam membawa lari Evelyn dari sekolah. Sejak saat itu Evelyn dipindahkan sampai tiga kali ke berbagai sekolah dan Budiman pun sulit untuk menemukan anaknya. Sampai akhirnya, ia mengambil Evelyn di tempat perbelanjaan di Cikupa itu.
Budiman mengatakan sudah mencoba mengambil hak asuh anaknya dengan cara mediasi, baik lewat kepolisian maupun melalui Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Namun permintaan mediasi ditolak pihak Rita.
Budiman mengaku bahwa ia mengajak sopirnya untuk mengambil Evelyn karena tahu istrinya tempramental. Budiman mengaku pernah dianiaya istrinya terkait Evelyn, dan pernah melaporkan penganiayaan itu ke Polsek Penjaringan, Jakarta Utara.
"Mantan istri saya tempramen. Jujur saya takut karena saya pernah dianiaya, nah sekarang diekspose mereka yang menskenariokan CCTV itu seakan-akan penculikan," ujar Budiman.
Budiman mengatakan, yang menggendong Evelyn saat itu adalah sopirnya. Kemudian, sopirnya menyerahkan kepadanya dan membawa Evelyn dengan mobil.
Posisinya saat itu terhalang banner sehingga tidak terlihat pada CCTV. Budiman heran dengan pernyataan mantan istrinya.
Budiman meyakini mantan istrinya melihat dirinya pada saat itu. Selain itu, dalam berita acara pemeriksaan mantan istrinya atas laporan penculikan di Polresta Tangerang, terlapor adalah Budiman.
"Saya sangat sayangkan karena itu dilaporkan penculikan. Jelas-jelas mantan istri saya tahu saya di sana. Kenapa di-blow up (diculik) empat orang asing," kata Budiman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.