Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PO Bus yang Tidak Pindah ke Terminal Pulogebang hingga 20 Juni Terancam Ditertibkan

Kompas.com - 13/06/2016, 21:07 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Andri Yansyah menyatakan, pihaknya memberi batas waktu sampai dengan 20 Juni 2016 besok bagi para PO bus, untuk pindah ke Terminal Pulogebang.

Andri mengatakan, PO yang mesti pindah ke Terminal Pulogebang yakni untuk trayek Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Jadi gini, kami memberikan dari sekarang toleransi. Namanya pindah kan ada yang kurang ada yang lebih, kami kasih waktu sampai tanggal 20 Juni besok, semua harus," kata Andri, kepada wartawan di Terminal Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Senin (13/6/2016).

Andri menyatakan, PO trayek Jawa Tengah dan Jawa Timur yang harus pindah semua ke Pulogebang, yakni yang selama ini di Terminal Pulogadung dan Rawamangun. Pihaknya memberikan toleransi sampai 20 Juni lantaran memaklumi para PO tersebut perlu penyesuaian dan memberikan informasi ke penumpangnya.

Menurutnya, bila masih ada PO yang tidak pindah sampai 20 Juni, akan dianggap melanggar dan akan ditertibkan. (Baca: Terminal Pulogebang Ditargetkan Beroperasi Sebelum Lebaran)

Alasannya, lanjut Andri, karena kartu pengawasan (KP) dan Kartu Izin Usaha yang dikeluarkan Dirjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan bagi para PO bus telah berubah menjadi KP Terminal Pulogebang. Sehingga, tak bisa lagi PO bus menolak pindah.

"Ya nanti pada hari H jangan salahkan kami kalau kami ditertibkan karena dia KP-nya sudah keluar dari Kementerian Perhubungan. Yang tadinya di Pulogadung pindah ke Pulogebang. Nanti juga Pulogadung setelah itu kami tidak layani lagi," ujar Andri.

"Nantinya di Pulogadung kedepannya ya sudah enggak ada (Jawa Tengah dan Jawa Timur). Kalau masih ada, KP nya kan sudah enggak sesuai. Dia berarti melanggar KP (kalau masih di sana). Kalau melanggar KP kan berarti kandangin," ujar Andri. (Baca: Ini Penjelasan Kadishub DKI soal Loket Terminal Pulogebang yang "Terbatas")

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Pecat Ketua RW di Kalideres, Lurah Sebut karena Suka Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke 'Call Center' dan Medsos

Sopir JakLingko Ugal-ugalan, Penumpang Bisa Melapor ke "Call Center" dan Medsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com