Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Jungkir Balik Kopral Bagyo Juga Bentuk Kerisauan terhadap Penyalahgunaan Narkoba

Kompas.com - 17/06/2016, 09:51 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com 
— Anggota Polisi Militer Angkatan Darat IV/Surakarta Kopral Partika Subagyo Lelono (53) mengaku melakukan aksi jungkir balik mengelilingi Tugu Monas, Jakarta, untuk memberikan kejutan dalam rangka peringatan hari ulang tahun ke-70 Polisi Militer Angkatan Darat dan menyampaikan pesan moral mengenai darurat penyalahgunaan narkoba.

"Pesan-pesan moral karena bisa dilihat sekarang banyak bahaya narkoba menyebar sampai pembunuhan, pemerkosaan," ujar Bagyo sebelum melakukan aksinya, Jumat (17/6/2016).

Bagyo juga menyayangkan karena pengguna narkoba kini sudah menyentuh semua level, mulai dari masyarakat sipil sampai pejabat dan aparat penegak hukum.

"(Narkoba) sudah menyebar ke aparat. Kalau aparatnya sudah kena, hancur NKRI," kata pria asal Solo itu.

Aksi jungkir balik yang dilakukannya merupakan cerminan kejengkelan bapak dua anak itu terhadap kondisi bangsa yang dirundung banyak masalah.

"Saya mau jungkir balik saja. Jungkir balik ini gambaran jengkel saya sebagai orangtua. Saya lihat kondisi bangsa sudah bobrok," ujarnya.

Aksi jungkir balik hari ini merupakan pemanasan bagi Bagyo. Nantinya, dia akan kembali melakukan hal serupa dengan jungkir balik 10 putaran agar tercatat dalam rekor Muri.

Bagyo memilih Tugu Monas untuk melakukan aksi ekstremnya karena Monas merupakan lambang perjuangan bangsa.

"Saya ingin berjuang. Monas ini kan lambang perjuangan, harus kita banggakan ini," ucapnya.

Hari ini Bagyo melakukan satu putaran jungkir balik mengelilingi Tugu Monas. Dia memulai aksinya sekitar pukul 08.15 dan selesai pukul 08.37. Bagyo juga didampingi beberapa orang yang berjalan mengikutinya.

Mereka membawa atribut bertulisan mengenai bahaya narkoba, HUT POM AD, dan ucapan menjalankan ibadah puasa. Mereka juga membunyikan kentungan sebagai penanda bahaya narkoba itu.

Bagyo merupakan pemegang sejumlah rekor untuk aksi ekstrem. Ia tercatat pernah melakukan push-up selama 21 jam 40 menit di atas panggung terbuka depan Balai Kota Solo pada 2006 yang dicatat oleh Muri.

Ia juga merupakan pemegang rekor jungkir balik 5 kilometer di sepanjang Jalan Slamet Riyadi Solo pada 2012 dan pemecah rekor jalan mengelilingi Monas sambil membawa batu 15 kilogram selama 25 jam nonstop pada 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com