JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku belum menentukan apakah akan maju melalui jalur partai politik atau melalui jalur independen pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Sebab, ia mengaku ingin berkonsultasi lebih dulu dengan kelompok relawan pendukungnya, Teman Ahok.
Kendati demikian, Ahok masih ingin berpasangan dengan Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
"Kan saya mesti tanya mereka lebih dulu kurang apa, maunya bagaimana. Akan tetapi, cawagubnya tetap Pak Heru," ujar Ahok di Balai Kota, Selasa (12/7/2016).
(Baca juga: Menagih Janji Ahok Putuskan Jalur yang Dipilihnya pada Pilkada...)
Ahok mengibaratkan maju melalui jalur partai politik atau independen seperti naik mobil pribadi atau menggunakan bus.
Kendati belum bisa menentukan pilihannya, Ahok berjanji akan mengambil sikap setelah perayaan Lebaran usai. "Kan ini masih bulan Syawal. Bulan Syawal, kan," ujar dia.
Adapun Heru merupakan seorang birokrat karier di Pemerintah Provinsi DKI yang kini menjabat sebagai Kepala BPKAD DKI.
Beberapa bulan lalu, Ahok pernah menyatakan akan maju bersama Heru melalui jalur independen.
Saat itu, belum ada partai politik yang menyatakan dukungannya untuk Ahok.
Namun kini, ada tiga parpol yang sudah menyatakan dukungannya kepada Ahok, yakni Partai Nasdem, Hanura, dan Golkar.
(Baca juga: Kata Ahok soal Keputusannya Maju Pilkada DKI 2017)
Jika digabungkan, perolehan kursi ketiga partai tersebut di DPRD DKI mencapai 24 kursi, atau sudah memenuhi syarat untuk mengusung sepasang calon kepala daerah sendiri.
Di sisi lain, Ahok sering dikait-kaitkan dengan PDI Perjuangan. Sejumlah politikus PDI-P sudah menyatakan dukungannya secara pribadi untuk Ahok.
PDI-P sendiri tercatat sebagai partai dengan jumlah kursi terbanyak di DPRD DKI, yakni 28 kursi.
Dengan 28 kursi di DPRD DKI tersebut, PDI-P dapat mengusung calon kepala daerahnya sendiri.