Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menagih Janji Ahok Putuskan Jalur yang Dipilihnya pada Pilkada...

Kompas.com - 12/07/2016, 07:37 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hingga Senin (11/7/2016), Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama belum juga mengumumkan jalur yang akan ia tempuh dalam mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017.

Basuki atau Ahok sebelumnya tegas mengatakan akan maju melalui jalur perseorangan dengan dukungan "Teman Ahok".

Namun, setelah "Teman Ahok" berhasil mengumpulkan satu juta data KTP, Ahok justru tampak bimbang.

(Baca juga: Kata Ahok soal Keputusannya Maju Pilkada DKI 2017)

Sebab, di sisi lain, ia juga mengantongi dukungan tiga partai politik, yakni Partai Nasdem, Hanura, dan Golkar.

Ia pun sempat berjanji akan mendeklarasikan diri setelah hari raya Idul Fitri 1437 Hijriah. Namun hingga Senin, Ahok belum memutuskan jalur yang dipilihnya.

Sulitnya verifikasi dukungan untuk bakal calon perseorangan, seperti yang diatur dalam revisi UU Pilkada, membuat Ahok galau akan menempuh jalur tersebut atau memilih jalan mudah dengan dukungan partai pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

"Saya bilang (jalur yang akan ditempuh pada Pilkada DKI 2017) diumumkan kan habis Lebaran. Kalau di kampung saya, sepanjang bulan Syawal itu adalah (masih) Lebaran," kata Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (11/7/2016).

Ia enggan mengomentari lebih detail perihal itu. Ahok sebelumnya sempat berujar akan memutuskan pencalonannya setelah makan ketupat di kampung halamannya, Belitung Timur.

Tunggu rekapitulasi KTP

Untuk membahas pencalonannya, Ahok berulang kali bertemu dengan petinggi partai politik pendukungnya dan bertemu dengan "Teman Ahok".

Sejauh ini, pertemuan itu tak juga menghasilkan keputusan mengenai jalur yang akan ditempuh Ahok untuk maju Pilkada DKI 2017.

Ahok sebelumnya menyampaikan bahwa ia akan menunggu "Teman Ahok" selesai merekapitulasi 1 juta data KTP.

"Kami tunggu mereka dulu supaya menghargai mereka. Kami sepakat tunggu mereka dulu, mereka minta waktu sampai (rekapitulasi) 1 juta (data KTP)," kata Ahok.

(Baca juga: Kata Ahok soal Keputusannya Maju Pilkada DKI 2017)

Ia meminta pendukungnya membuktikan keraguan beberapa pihak akan 1 juta data KTP yang dikumpulkan "Teman Ahok".

Kini, "Teman Ahok" selesai merekapitulasi 1 juta data KTP. Dalam proses rekapitulasi itu, "Teman Ahok" bahkan mengundang pihak-pihak yang meragukan pengumpulan data 1 juta KTP.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com