Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Membunuh PRT di Apartemen, Pelaku Membawa Kabur Barang Berharga Korban

Kompas.com - 16/07/2016, 19:49 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ferdianto, tersangka pembunuh Jeni Nurjanah (25), pembantu rumah tangga (PRT) yang jenazahnya ditemukan di dalam kantong plastik pada Rabu (29/6/2016), mengambil sejumlah barang milik Jeni usai melakukan pembunuhan.

Kanit Resmob Polres Jakarta Selatan AKP Mohamad Iskandarsyah menyampaikan, seusai membunuh dan memasukkan jenazah Jeni ke dalam kantong plastik, Ferdianto mengambil ponsel dan uang milik Jeni sebesar Rp 120.000.

Sejauh ini, polisi masih menyelidiki apakah ponsel itu telah dijual, dibuang, atau disimpan oleh Jufrianto.

"Ada uang yang diambil pelaku, handphone juga diambil. Namun, kami masih dalami seluruhnya," ujar Iskandarsyah seusai rekonstruksi adegan pembunuhan Jeni di Apartemen Bellezza, Permata Hijau, Jakarta Selatan, Sabtu (16/7/2016).

(Baca juga: Kronologi Pembunuhan PRT di Apartemen Bellezza)

Ferdianto bekerja sebagai petugas satpam di Apartemen Bellezza. Menurut Iskandarsyah, dari pengakuan Ferdianto, sesuai membunuh Jeni, ia langsung kabur ke daerah Ciamis, Jawa Barat.

Hilangnya Ferdianto secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan kepada pihak manajemen apartemen ini membuat polisi curiga kemudian melakukan pencarian terhadap Ferdianto.

Iskandarsyah memastikan bahwa pembunuhan yang dilakukan Ferdianto bukan merupakan pembunuhan berencana, melainkan dilakukan secara spontan karena pelaku sakit hati atas ucapan Jeni.

"Jadi memag bukan pembunuhan berencana. Tersangka sakit hati karena korban menghina istrinya yang disebut cacat oleh korban," ujar Iskandarsyah.

Diketahui bahwa Jeni dan Ferdianto menjalin hubungan asmara selama tiga bulan.

(Baca juga: Ada Adegan Pembunuhan PRT di Apartemen Bellezza yang Tak Terekam Kamera Pengawas)

Jeni bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah hunian di lantai 30 Apartemen Bellezza selama delapan bulan.

Sementara itu, Ferdianto bekerja sebagai petugas keamanan di Apartemen Bellezza selama satu tahun.

Ferdianto diancam Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dengan ancaman hukuman penjara selama 15 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com