Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Apa Pun Pilihan Ahok, Tetap Akan Dicitrakan Salah"

Kompas.com - 18/07/2016, 12:21 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komunitas relawan "Teman Ahok" menengarai perdebatan jalur politik Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2017 dimanfaatkan oleh lawan politik.

Dalam akun Instagram @temanahokofficial, mereka mengimbau agar para pendukung Basuki atau Ahok bersyukur karena jagoan mereka telah memiliki dua pilihan untuk maju Pilkada 2017. Apakah melalui jalur perseorangan melalui pengumpulan KTP warga atau dukungan tiga partai politik yang akan mendukung Ahok tanpa syarat.

"Namun ketimbang mensyukuri punya dua pilihan, sebagian dari kami malah bersitegang dan berdebat tentang pilihan jalur. Kondisi ini malah dimanfaatkan lawan untuk memecah belah kami," kata Teman Ahok dalam akun Instagram-nya, Senin (18/7/2016).

Menurut mereka, lawan politik menghujat data KTP yang dikumpulkan ketika Ahok menegaskan akan maju melalui jalur perseorangan. Lawan politik justru menyarankan Ahok maju melalui jalur parpol.

Kemudian, setelah Ahok membuka diri diusung parpol, lawan politik menilai Ahok tak konsisten dan berdalih kasihan dengan Teman Ahok.

 

"Jadi apapun pilihan Ahok, Ahok dan Teman Ahok akan tetap dicitrakan salah. Dan mereka akan mengambil keuntungan agar pendukung Ahok tidak solid," kata Teman Ahok.

Kondisi inilah yang harus dipahami bersama. Saat ini, kata mereka, Ahok lebih membutuhkan dukungan dibanding sebelumnya. Sebab, Ahok akan membuat keputusan sulit yang berisiko. Keputusan ini, kata Teman Ahok, juga dinantikan lawan politik sebagai strategi berikutnya.

"Inilah saatnya kami memperlihatkan diri bahwa kami lebih dari cuma sekadar pendukung jalur independen atau parpol. Kami juga bisa membedakan mana pendukung Ahok, mana yang hanya ikut berdebat jalur hanya untuk memecah pendukung Ahok," kata mereka.

Kini Teman Ahok tak mempermasalahkan kendaraan politik yang akan digunakan Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Mereka pun menegaskan bukan sekadar pendukung abal-abal dan akan terus mendukung Ahok.

 

Ahok belum memutuskan apakah akan maju melalui jalur perseorangan atau partai politik. Selain didukung Teman Ahok, ia juga didukung oleh Partai Nasdem, Hanura, dan Golkar.

Dukungan ketiga partai politik tersebut telah mencukupi untuk mengusung Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Ketiga partai tersebut memiliki sebanyak 24 kursi di DPRD DKI Jakarta. Jumlah ini melewati syarat minimal parpol mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur.

Kompas TV Pilih yang Mana, Ahok? Jalur Perseorangan Atau Partai?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com