Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Vaksin Palsu Diminta untuk Vaksin Ulang, Begini Caranya...

Kompas.com - 19/07/2016, 16:31 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Masyarakat di DKI yang menjadi korban vaksin palsu diimbau untuk melakukan vaksin ulang anaknya di fasilitas kesehatan (faskes) milik pemerintah. 

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan, faskes pemerintah yang bisa didatangi meliputi puskesmas, rumah sakit kecamatan, rumah sakit umum daerah, RS Polri, dan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat.

Masyarakat cukup membawa buku catatan imunisasi anak. Di tahap awal ini disarankan tidak perlu dulu membawa anak.

"Buat mereka yang ragu, khawatir, silakan datang cukup membawa semua bukti (imunisasi), enggak usah bawa anak dulu. Kita data dulu dan mau menelusuri dia dulu," kata Koesmedi, di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, Selasa (19/7/2016).

Setelah datang, petugas medis akan memeriksa riwayat vaksin anak. Misalnya, di mana melakukan vaksin, siapa yang memberi, apa saja jenis yang diberikan, dan pembelian sudah benar atau tidak.

"Selama (pemeriksaan) sudah benar, ya sudah anaknya tidak usah diimunisasi lagi, sudah sesuai," ujar Koesmedi.

Namun, bila diputuskan perlu dilakukan imunisasi ulang, dokter akan menanyakan kepada orangtua mengenai riwayat kesehatan anak dan keluarga.

"Kalau itu menunjukkan dia rentan terjadi inveksi, dia kita vaksin ulang," ujar Koesmedi.

Proses vaksin ulang akan dijadwalkan oleh dokter anak. Nantinya, orangtua akan dihubungi kapan waktunya.

Vaksin yang diberikan adalah vaksin dasar, misalnya polio, DPT, Hepatitis B, dan campak. "Tidak ada biaya, vaksin ulang gratis," ujar Koesmedi.

Bagi orangtua yang meminta vaksin ulang di luar vaksin dasar, Koesmedi menyatakan, vaksin lain di luar vaksin dasar sifatnya hanya tambahan.

"Karena daya tahan tubuh anak belum kuat, makanya dibentuk dengan vaksin dasar," ujar Koesmedi.

Menurut dia, kekebalan tubuh bukan hanya dibentuk dari vaksin, melainkan dari pola hidup. Misalnya, cara makan dan minum, cara hidup, susunya, dan vitamin.

Bila anak korban vaksin palsu telah lewat masa usia vaksin, Koesmedi tetap menyarankan agar orangtua membawa ke tempat vaksin ulang agar diperiksa dokter.

"Kasih aja dulu sama dokternya, biar dokter yang menentukan," ujarnya.

Kompas TV Jokowi Tinjau Kegiatan Vaksin Ulang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com