Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Pemulung Bantargebang...

Kompas.com - 24/07/2016, 21:26 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pemulung masih tampak ramai memadati Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang di Bekasi, pasca Dinas Kebersihan DKI mengambilalih tempat pengolahan sampah ini.

Acep (60), warga Karawang yang telah lima tahun mengais rejeki di TPST Bantargebang mengatakan, tidak ada perbedaan ketika Dinas Kebersihan mengambil alih pengelolaan Bantargebang dengan pengelola sebelumnya, PT Godang Tua Jaya (GTJ).

Dia mengatakan, para pemulung masih boleh untuk mengumpulkan sampah di Bantargebang. "Tidak ada yang berbeda, sama saja. Masih boleh mulung, enggak ada yang ngelarang," ujar Acep kepada Kompas.com di TPTS Bantargebang, Minggu (24/7/2016).

Acep menceritakan, Bantargebang merupakan satu-satunya sumber kehidupannya. Ia bersama anak dan istrinya setiap hari datang ke Bantargebang untuk mengumpulkan sampah plastik, botol hingga kertas bekas.

Meski enggan memberitahukan penghasilannya selama menjadi pemulung, namun Acep menyebut cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. "Bisa bikin api kompor tetap nyala mas," ujar Acep.

20 hari sekali Acep menyetor barang-barang yang telah dia kumpulkan kepada pemborong yang dia sebut "bos".

"Kalau saya biasanya kumpulkan dulu, baru antar ke Bos," ucapnya.

Untuk makan sehari-hari, kata Acep, dirinya mendapatkan upah sebesar Rp 50.000.

"Kelihatannya sih enggak cukup, tapi ya dicukup-cukupin aja, namanya kerjaan kayak gini mau diapain lagi," ujarnya.

Acep mengaku sangat jarang sakit meski telah bertahun-tahun menjalani profesinya itu.

Selain Acep, ada Kartini, warga asli Indramayu yang telah dua tahun tinggal di Bekasi. Sudah dua tahun dia dan suaminya menjalankan profesi menjadi pemulung. Dalam waktu 10 hari, dari mengumpulkan botol plastik dan kaca, Kartini dan suaminya bisa mengumpulkan uang sebanyak Rp 1,5 juta.

Kartini mengatakan, uang itu dipakai untuk membiayai sekolah anaknya yang masih duduk di sekolah dasar. Dia menceritakan, dirinya pernah menemukan cincin emas di tumpukan sampah saat mencari botol plastik di Bantargebang.

"Saya langsung jual, ya lumayan ditawar Rp 200.000," ujar Kartini.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Megapolitan
Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Megapolitan
Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Megapolitan
Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com