Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka-bukaan Ahok soal Peluang Djarot dan Heru Jadi Cawagub

Kompas.com - 28/07/2016, 09:44 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama memutuskan maju melalui jalur partai politik pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Pria yang akrab disapa Ahok itu sebelumnya berencana maju melalui jalur perseorangan dengan calon wakil gubernur Heru Budi Hartono.

Namun pada halalbihalal relawan Teman Ahok, Rabu (27/7/2016) malam, Ahok kembali menyinggung nama Djarot Saiful Hidayat, kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang kini menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Ahok kembali menegaskan ia cocok berpasangan dengan Djarot dalam memimpin ibu kota. Bahkan, kata dia, awalnya Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri tidak akan mengajukan Djarot sebagai calon wakil gubernurnya dahulu. Saat itu, Megawati memilih kader lainnya, Boy Sadikin untuk berdampingan dengan Ahok.

"Saking dekatnya aku sama Bu Mega, aku ngotot bilang enggak cocok (sama Boy), aku cocoknya sama Djarot. Aku sudah kenal Djarot begitu lama, pas aku Bupati Belitung Timur, Pak Djarot jadi Wali Kota Blitar," kata Ahok.

Kini, lanjut dia, Megawati heran mengapa Ahok tak kembali berpasangan dengan Djarot pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Ia lebih memilih berpasangan dengan Heru.

Kepada Megawati, Ahok mengaku ingin kembali berpasangan dengan Djarot. Namun Megawati tak memberikan Djarot jika ia maju melalui jalur perseorangan. Sebab, ada mekanisme partai politik yang harus dilalui.

"Dari dulu Bu Mega sudah tahu aku suka sama Djarot kok. Bayangkan dulu aja Bu Mega aku ajak ribut buat pertahanin Djarot. 'Ini Ahok gimana gitu lho, dulu dia mau Djarot, saya dilawan juga' begitu kata Bu Mega," kata Ahok.

Dengan demikian, Ahok berencana kembali menemui Megawati dalam waktu dekat. Dalam pertemuan itu, Ahok akan melaporkan bahwa dirinya sudah memutuskan maju melalui jalur partai politik.

Ahok juga akan menceritakan keputusannya memilih Heru karena relawan Teman Ahok harus memasukkan nama calon wakil gubernur di dalam formulir dukungan calon perseorangan. Kemudian, apakah Ahok jadi berpasangan dengan Heru?

"Ya saya tanya, Pak Heru berani enggak? Dia bilang, kalau perintah bapak, saya ikut. Meaki sebenarnya Pak Heru kan masih muda, pertimbangannya kalau jadi cawagub, harus berhenti dari PNS," kata Ahok.

Ia pun menyerahkan hal ini sesuai keputusan partai politik pendukung serta relawannya.

Kompas TV Pilih yang Mana, Ahok? Jalur Perseorangan Atau Partai?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com