Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Ternyata Ada Pintu Khusus dari PDI-P bagi Tokoh Fenomenal seperti Pak Ahok

Kompas.com - 19/08/2016, 11:19 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, melontarkan sindirannya terhadap Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang juga mencalonkan diri pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Sindiran itu ia tujukan kepada Ahok terkait pernyataan lawan politiknya itu yang mengutarakan adanya sinyal dukungan dari PDI Perjuangan.

Sebelumnya, Ahok menyatakan bahwa Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri menjadikan opsi mendukung petahana sebagai prioritas partai.

(Baca juga: Mengapa Ahok Masih Butuh PDI-P?)

Sementara itu, Sandiaga mengungkit keputusan Ahok yang semula menyatakan ikut pilkada melalui jalur independen, tetapi kemudian berbalik arah dengan mengharapkan dukungan partai.

Menurut Sandiaga, langkah-langkah Ahok dalam memenangi pilkada kali ini merupakan suatu manuver yang brilian.

"Beliau menunjukkan kelihaian di politik, awalnya di independen terus parpol. Saya yunior di politik, saya ngikutin dari awal prosesnya (penjaringan PDI-P), ternyata ada pintu khusus bagi tokoh fenomenal seperti Pak Gubernur, kita harus banyak belajar dari beliau," ujar Sandiaga di Restoran Meradelima, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (19/8/2016).

Sandiaga kemudian menuturkan pengalamannya selama 20 tahun menjadi pengusaha. Ia berpendapat, dalam dunia usaha, inkonsistensi seperti ini justru akan membuat gagal.

Menurut dia, konsistensi dan komitmen sangat dibutuhkan dalam dunia usaha. Sandiaga mengaku telah menerapkan prinsip tersebut dengan mengikuti proses penjaringan PDI-P yang cukup komprehensif.

Ia harus menjawab lebih dari 600 pertanyaan ditambah wawancara dan diskusi panel.

"Saya ikuti prosesnya dari A sampai Z, sangat intens dan kredibel, dan saya sudah diberi informasi akhir bulan atau awal September ada keputusan. Saya harap masih ada ruang untuk kerja sama, tapi jika akhirnya Pak Gubernur yang dipilih, selamat sekali lagi," kata dia. 

(Baca juga: Sandiaga Sebut Ahok Lihai dalam Berpolitik)

Sandiaga masih tak habis pikir bagaimana manuver Ahok dapat mengantarkannya ke arah kemenangan.

Ia hanya dapat menghormati keputusan PDI-P sebagai partai pemenang dengan 28 kursi di DPRD DKI Jakarta yang bisa mengusung sendiri calon gubernurnya. 

Sejauh ini, baru tiga partai yang menyatakan dukungannya kepada Ahok, yakni Nasdem, Hanura, dan Golkar.

Sementara itu, Sandiaga menyebut bahwa ia akan diusung oleh Gerindra dan PKS. Keduanya memiliki jumlah kursi yang cukup untuk melenggang ke pilkada.

Kompas TV Sandiaga Uno: Pak Ahok Jaga Terus Emosinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com