Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asa yang Tersisa dari Sjafrie Sjamsoeddin...

Kompas.com - 21/08/2016, 08:51 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kemunculannya di dunia politik sebagai orang yang akan menjadi calon gubernur DKI, baru seumur jagung. Pada tahun 2015, nama mantan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin masuk dalam 8 nama hasil penjaringan Partai Gerindra.

Tidak ada kabar apapun darinya ketika itu. Dia kalah start dengan kandidat lain yang sudah lebih dulu melakukan sosialisasi. Namun, namanya justru menjadi kandidat kuat sebagai orang yang dipilih Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk menjadi cagub DKI.

Meskipun, pada akhirnya Prabowo memilih orang lain yang merupakan kader internal, Sandiaga Uno.

Masih bersafari politik

Beberapa bulan sebelum pengumuman keputusan cagub DKI oleh Prabowo, Sjafrie sudah mulai muncul dan melakukan safari politiknya. Setelah Sandiaga Uno dipilih, Sjafrie tetap melanjutkan kegiatan itu. Seperti kemarin, Sabtu (20/8/2016), Sjafrie muncul dalam kegiatan bakti sosial berupa operasi katarak gratis di Klinik Mata Matanya, Tebet, Jakarta Selatan.

Dalam acara itu, ada 40 warga yang mengantre untuk dioperasi. Terkait Pilkada DKI 2017, dia sendiri tidak mengerti seperti apa proses yang berlangsung di dalam partai. Dia pun memilih untuk terus hadir di tengah masyarakat.

"Saya tidak dalam proses (politik) itu, biarkan saya terus berinteraksi dengan komunitas sosial, masyarakat yang menilai. Soal (pencalonan) itu yang saya pikir perlu ditanyakan ke otoritas parpol yang mengelola itu," kata Sjafrie.

Sjafrie mengatakan seluruh keputusan saat ini ada di partai. Ia mengaku enggan berinisiatif untuk melobi partai. Sjafrie hanya melancarkan strategi mendekati rakyat dan membiarkan parpol menilai sendiri.

"Kalau parpol enggak berinisiatif, apa yang mau dilobi lagi? Strategi saya itu komunikasi sosial horizontal. Ini wujud kegiatan saya," ujarnya.

Sisa harapan

Pada acara itu juga, Sjafrie membagi harapan-harapannya terkait pencalonannya sebagai calon gubernur. Menurut dia, kesempatannya maju sebagai calon gubernur belum pupus meski Partai Gerindra tidak memilihnya.

Dia masih siap untuk maju jika ada partai yang berminat mengusungnya. Sjafrie mengatakan dia tergugah oleh dorongan tokoh masyarakat dan partai politik untuk maju Pilkada DKI 2017.

Karena tidak memiliki pengalaman di dunia politik, akhirnya dia hanya berusaha mendekati warga tanpa pernah melakukan lobi ke partai politik. Kini, Sjafrie akan berlapang dada jika tidak ada partai yang mengusungnya sebagai bakal calon gubernur atau wakil gubernur.

"Jadi memang kalau bukan kader parpol ya harus berjiwa besar, karena itu persyaratan. Dan saya harus bisa memahami itu. Mungkin juga kriteria yang ditentukan oleh parpol untuk memasukkan seseorang ke dalam proses politik berikutnya khususnya kepala daerah di Jakarta, itu mungkin cukup tinggi," kata Sjafrie.

Kompas TV Sjafrie Sjamsoeddin Siap Maju Pilgub DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com