Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bus Rute Sutan-JuHI, Kemajuan Transportasi yang Ramah Difabel

Kompas.com - 25/08/2016, 09:27 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi Faisal Rusdi, Jakarta belum ramah terhadap penglaju berkursi roda. Bukan belum ada moda yang ramah penyandang disabilitas, namun selama ini Faisal yang berkursi roda masih kesulitan mengakses moda tersebut.

"Di Transjakarta memang disediakan tempat bagi penyandang disabilitas, ada ramp-nya buat roda. Tapi masih curam, teman-teman yang biasa mengayuh sendiri masih kesulitan mengaksesnya," ujarnya di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu (24/8/2016).

Namun harapan baru muncul bagi Faisal dan kawan-kawannya di Koalisi Untuk Aksesibilitas Transportasi (KUAT). Beberapa pekan lalu, Faisal dan Koordinator KUAT, Trian seorang tuna netra, mencoba bus berlantai rendah.

"Aksesnya mudah ya dari halte, untuk naik kursi roda juga busnya bisa miring, ada ramp-nya, nyaman sekali," kata Trian.

PT Transjakarta bekerjasama dengan Indonesia Infrastructure Initiative (IndII) dari Pemerintah Australia meluncurkan layanan percontohan bus berlantai rendah. Bus itu akan beroperasi di rute satu arah melewati Stasiun Gambir (Jalan Medan Merdeka Timur) - Jalan Banteng Barat - Stasiun Juanda (Jalan Veteran) - Jalan Veteran III - Jalan Medan Merdeka Barat - Jalan MH Thamrin - Bundaran Hotel Indonesia - Jalan Imam Bonjol - Taman Suropati - Jalan RP Soeroso - Tugu Tani - Jalan Menteng Raya - Jalan Ridwan Rais, lalu kembali ke Stasiun Gambir. Rute ini disebut dengan singkatan "Sutan JuHI".

Direktur Operasional Transjakarta, Daud Joseph mengatakan, sebanyak tujuh bus berlantai rendah ini akan beroperasi pada pertengahan Oktober mendatang. Saat ini, bus seharga Rp 2,2 miliar itu masih dalam tahap perakitan di karoseri.

"Tujuannya kami mau bikin role model transportasi yang bisa merangkul segmen difabel dengan standar pelayanan minimum terpenuhi. Ini bisa jadi contoh buat penyelenggara transportasi lainnya," kata Joseph.

Daud menuturkan, yang membuat rute ini berbeda adalah fitur dari busnya. Bus reguler berkapasitas rata-rata 60 orang ini memiliki kemampuan kneeling yaitu memiringkan badan untuk menyesuaikan ketinggian. Selain dapat merendahkan lantai, bus juga dilengkapi dengan ramp atau jalur khusus bagi kursi roda.

"Ini kursinya juga menghadap ke depan. Kami sediakan satu space untuk satu kursi roda. Jumlah ini menyesuaikan dengan persentase pengguna kursi roda sekitar 0,5 persen," katanya. (Baca: Pemenuhan Hak Kaum Difabel Tak Cukup dengan Perda)

Satu rit perjalanan dari Stasiun Gambir dan kembli ke Stasiun Gambir memakan waktu sekitar 56 menit. Jika diperhitungkan dengan waktu istirahat pramudi sekitar 13 menit, headway atau jarak antar bus dapat tercapai sekitar 10 menit.

"Tidak ada busway, kami ambil jalur kanan. Tapi saya jamin tepat waktu karena rute ini kami swakelola tanpa ada operator lain. Lagi pula kemacetan di kawasan ring 1 ini cepat teratasi ya," kata Joseph.

Tarifnya bus sama seperti tarif reguler yaitu Rp 3.500 sekali perjalanan. Joseph mengatakan setelah beroperasi dan mendapat respon baik dari masyarakat, rute ini akan diberlakukan dua arah. (Baca: Difabel Kesulitan Akses)

Pakar transportasi publik dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna menjelaskan tentang budaya baru dari sisi penumpang yang terbentuk dengan adanya rute Sutan JuHI. Selain karakter Sutan JuHI yang memanusiakan manusia dengan merangkul penyandang disabilitas, Yayat percaya rute dengan struktur mumpuni ini dapat menciptakan kultur baru bagi masyarakat.

"Sistem layanannya berbeda dengan kebiasaan bus di Indonesia yang berhenti sembarangan sehingga menyebabkan ketidaknyamanan penumpang dan berkontribusi pada kemacetan. Artinya dengan dihidupkannya budaya menyetop bus hanya di halte bus, maka kebiasaan perilaku penumpang juga akan berubah," ujarnya.

Kompas TV Perempuan Difabel Ingin Menginspirasi Banyak Orang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PPDB SMA Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

PPDB SMA Jakarta 2024: Kuota, Seleksi, Jalur, dan Jadwalnya

Megapolitan
Demo Tolak Revisi UU Penyiaran, AJI Tegaskan Jurnalisme Investigatif Tak Berdampak Buruk

Demo Tolak Revisi UU Penyiaran, AJI Tegaskan Jurnalisme Investigatif Tak Berdampak Buruk

Megapolitan
Pemprov DKI Ingatkan ASN Jaga Komitmen Antikorupsi

Pemprov DKI Ingatkan ASN Jaga Komitmen Antikorupsi

Megapolitan
Ditawari PDI-P Jadi Calon Gubernur Sumatera Utara, Ahok Dijauhkan dari Pilkada Jakarta?

Ditawari PDI-P Jadi Calon Gubernur Sumatera Utara, Ahok Dijauhkan dari Pilkada Jakarta?

Megapolitan
Tolak Revisi UU Penyiaran, AJI: Ini Skenario Besar Pelemahan Demokrasi

Tolak Revisi UU Penyiaran, AJI: Ini Skenario Besar Pelemahan Demokrasi

Megapolitan
Motor Tertemper KRL di Jalur Depok-Citayam, Evakuasi Lama karena Motor Nyangkut

Motor Tertemper KRL di Jalur Depok-Citayam, Evakuasi Lama karena Motor Nyangkut

Megapolitan
Dirjen Hubla Imbau Wisatawan yang Hendak Berlayar ke Kepulauan Seribu Pastikan Keamanan Kapal

Dirjen Hubla Imbau Wisatawan yang Hendak Berlayar ke Kepulauan Seribu Pastikan Keamanan Kapal

Megapolitan
Kisah Agus, Lansia Pengangkut Sampah yang Hanya Terima Rp 500 dari Satu Rumah Setiap Harinya

Kisah Agus, Lansia Pengangkut Sampah yang Hanya Terima Rp 500 dari Satu Rumah Setiap Harinya

Megapolitan
Caleg PKS di Aceh Tamiang yang Terlibat Kasus Narkoba Berstatus Buronan sejak Maret 2024

Caleg PKS di Aceh Tamiang yang Terlibat Kasus Narkoba Berstatus Buronan sejak Maret 2024

Megapolitan
Jalani Rehabilitasi, Tiga ASN Ternate Tak Ditahan meski Jadi Tersangka Kasus Narkoba

Jalani Rehabilitasi, Tiga ASN Ternate Tak Ditahan meski Jadi Tersangka Kasus Narkoba

Megapolitan
Cegah Kecelakaan Kapal, Dirjen Hubla Kemenhub Minta Nakhoda Tak Nekat Berlayar jika Cuaca Buruk

Cegah Kecelakaan Kapal, Dirjen Hubla Kemenhub Minta Nakhoda Tak Nekat Berlayar jika Cuaca Buruk

Megapolitan
Demo Tolak UU Penyiaran, Massa Berkumpul di Depan Gedung DPR

Demo Tolak UU Penyiaran, Massa Berkumpul di Depan Gedung DPR

Megapolitan
Kemenhub Tak Akan Keluarkan Izin Kapal Berlayar jika Cuaca Buruk

Kemenhub Tak Akan Keluarkan Izin Kapal Berlayar jika Cuaca Buruk

Megapolitan
Caleg PKS di Aceh yang Terlibat Kasus Narkoba Ditangkap Saat Berbelanja Baju

Caleg PKS di Aceh yang Terlibat Kasus Narkoba Ditangkap Saat Berbelanja Baju

Megapolitan
Berawal dari Kunjungan ke PAN, Supian Suri Dilaporkan ke Bawaslu Diduga Melanggar Netralitas ASN

Berawal dari Kunjungan ke PAN, Supian Suri Dilaporkan ke Bawaslu Diduga Melanggar Netralitas ASN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com