Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solusi Ahok jika Warga Tolak Jual Lahannya yang Berdiri di Badan Air

Kompas.com - 30/08/2016, 15:34 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan meminta warga pemilik sertifikat yang menduduki wilayah di badan air untuk menjual lahannya. Pasalnya, pendirian bangunan liar di atas sungai akan membahayakan penghuni di dalamnya serta menyebabkan banjir di wilayah sekitar.

Namun, bagaimana langkah Pemprov DKI Jakarta jika warga tak mau menjual lahannya?

"Makanya kami pengin mengajukan ke pengadilan negeri. Kalau dia (warga) tidak mau jual (lahan) pakai harga pasar, kami titipin uang dan lapor ke pengadilan negeri, konsinyasi. Berarti (lahannya) kami ambil paksa," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (30/8/2016).

Salah satu contoh dalam kasus ini adalah warga Kemang yang tinggal di daerah aliran sungai Kali Krukut. Warga di sana mengantongi sertifikat hak milik (SHM). Banjir yang terjadi pada Sabtu (27/8/2016) lalu disebabkan karena jebolnya tembok rumah warga yang berbatasan dengan Kali Krukut.

"Waktu itu ada yang mau bangun apartemen 2 hektar persis di samping Kali Krukut, cuma waktu itu dia (pemilik lahan) paksa harganya mahal banget. Kalau (lahan) dijual di atas harga pasar, saya enggak berani, orang saya beli tanah harga NJOP aja dipanggil-panggil BPK, Bareskrim, dan KPK. Gimana saya beli (lahan) di atas (harga) pasar? Kena saya," kata Basuki.

Senada dengan Basuki, Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan, pemerintah berwenang melakukan konsinyasi di pengadilan. Hal itu dilakukan demi kepentingan umum.

Terkait normalisasi Kali Krukut, Teguh menjelaskan, Basuki ingin mengembalikan lebar trase dari 3 meter menjadi 20 meter. Tahun ini, Dinas Tata Air DKI Jakarta akan menginventarisasi pembebasan lahan di sekitar Kali Krukut.

"Kami akan membangun trase, dari Dinas Penataan Kota akan menentukan lokasi mana yang terkena penambahan lebar trase 17 meter tadi. Asumsi pembebasan lahannya sesuai NJOP dan appraisal," kata Teguh. (Baca: Ahok Berencana "Paksa" Pemilik Lahan di Kemang Jual Tanahnya)

Kompas TV Banjir di Kemang Akibat Luapan Kali Krukut
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com