Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pak Ahok Bilang Jangan Manja, tetapi Boleh Enggak Kantor Saya di Melawai Pindah ke Marunda?"

Kompas.com - 31/08/2016, 19:11 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga Rawajati, Jakarta Selatan, mengaku heran dengan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang menyebut mereka manja karena menolak direlokasi ke Rusunawa Marunda, Jakarta Utara.

Seorang warga RT 09 RW 04 Rawajati, Wulan (37), mempertanyakan nasib pekerjaannya apabila ia dipindahkan ke Rusun Marunda.

(Baca juga: Cerita dari Panti Asuhan di Rawajati yang Terancam Digusur)

Menurut dia, jarak Rusun Marunda ke lokasi kerjanya di kawasan Melawai, Jakarta Selatan, terbilang jauh.

"Pak Ahok bilang jangan manja, boleh enggak kantor saya di Melawi pindah ke Marunda?" kata Wulan, saat dimintai tanggapannya, di Rawajati, Jakarta Selatan, Rabu (31/8/2016).

Ia lantas meminta Ahok menghitung biaya transportasi yang harus dikeluarkan untuk pekerja dengan penghasilan sejumlah upah minimal provinsi DKI seperti dirinya.

Jika direlokasi jauh, lanjut Wulan, biaya transpotasi menjadi meningkat.

Atas dasar itu, ia menekankan bahwa yang harus diperhatikan Pemprov DKI bukan hanya menyangkut tempat tinggal warga terdampak penggusuran, tetapi akses warga ke lokasi bekerja.

Karena dengan bekerja, ia bisa memenuhi kebutuhannya hidup, termasuk urusan tempat tinggal.

Apalagi, biaya tingggal di rusun hanya gratis selama tiga bulan, Selebihnya, penghuni rusun mesti membayar biaya sewa.

"Terus bagaimana dengan anak kami yang sekolah, dan yang punya tempat usaha," ujar Wulan.

(Baca juga: Ini Alasan Permukiman Warga Rawajati Akan Digusur)

Secara pribadi, dirinya mengaku lebih menerima kalau direlokasi ke rusun yang berlokasi di kawasan Jakarta Selatan.

Sebab, setahun lalu saat Pemprov berencana menggusur pemukiman setempat, warga dijanjikan pindah ke rusun yang mau dibangun di kawasan Pasar Minggu.

"Di spanduk kami juga jelas, warga bukan menolak di relokasi, tetapi tidak ke Marunda," ujar Wulan.

Yadi (42), warga RT 09 RW 04, mengungkapkan hal senada. "Bukan manja, sebenarnya yang penting dekat dengan wilayah Jakarta Selatan. Kalau di sana ujung (Marunda) susah, kalau di Pancoran atau Pasar Minggu, maulah warga," ujar Yadi.

Ia menilai, keputusan Pemprov DKI merelokasi warga ke Rusun Marunda tidak bijak.

Apalagi, lanjut dia, tidak ada sosialisasi yang dilakukan pihak Pemprov DKI. Ia menyebut warga hanya menerima surat peringatan pertama (SP 1) pada tahun lalu.

"Enggak bijak, terlalu mendadak enggak ada sosialisasi bagaimana. Harusnya nego dulu warga, cari jalan keluar bagaimana," ujar Yadi.

Kompas TV Ahok Akan Tertibkan Kawasan Rawajati
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com