Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Peredaran Obat Kedaluwarsa

Kompas.com - 08/09/2016, 09:22 WIB
David Oliver Purba

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bekerja sama dengan Mapolda Metro Jaya melakukan inspeksi mendadak terhadap apotek yang berada di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (7/9/2016).

Sidak tersebut untuk menindaklanjuti temuan obat palsu yang juga ditemukan di Pasar Pramuka beberapa waktu lalu.

Saat dilakukan sidak, sejumlah pemilik apotek panik, mereka langsung menutup tokonya karena takut diperiksa oleh Balai Besar POM. Dari sidak tersebut, ada enam apotek yang langsung ditindak.

Satu apotek disegel dan lima apotek lainnya dihentikan sementara izin usahanya. Balai Besar POM juga menyita ratusan obat kedaluwarsa yang dijual di beberapa apotek di pasar tersebut.

Kepala Balai Besar POM DKI Jakarta, Dewi Prawitasari mengatakan, selain menjual obat kedaluwarsa, pelanggaran lain juga dilakukan para pemilik apotek. Ditemukan sejumlah apotek yang menjual obat yang mengandung narkotika, psikotropika dan obat-obatan keras.

Obat-obatan jenis itu harusnya dijual melalui resep dokter dan tidak diperdagangkan secara bebas. Selain menyita seluruh obat-obatan, Balai Besar POM DKI dan pihak kepolisian menyegel satu unit apotek karena menjual obat tanpa izin edar serta melayani resep obat yang dilarang diperjualbelikan secara umum.

"Apotek rakyat itu tidak boleh menyediakan, menjual, dan melayani resep atau tanpa resep psikotropika dan obat-obatan tertentu. Tapi mereka tetap melanggar," ujar Dewi di Pasar Pramuka, Rabu (8/9/2016) sore.

Salah satu apotek yang ditindak karena menjual obat kedaluwarsa yaitu Apotek Rakyat Fauzi Rahma 84 yang berada di lantai dasar Pasar Pramuka. Apotek ini berdalih obat kedaluwarsa itu tidak diperjualbelikan.

Pegawai yang enggan disebutkan namanya itu mengatakan, ratusan obat-obatan kedaluwarsa belum dibuang karena takut obat-obatan tersebut diperjualbelikan kembali oleh warga. Pegawai apotek menyimpan obat kedaluwarsa di atap tokonya.

"Memang sengaja enggak dibuang, nanti takut dipungut sama anak-anak yang nakal, dijual lagi. Kan kasihan anak orang, Mas, beli obat kedaluwarsa," ujar pegawai tersebut.

Dari pantauan Kompas.com di lokasi, pihak kepolisian bersama Balai POM menyita delapan kardus obat kedaluwarsa di apotek tersebut. Sementara itu, Ketua Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka, Jakarta Timur Ridwan mengatakan, sejumlah pemilik apotek tidak tahu bagaimana membuang obat kedaluwarsa.

Ridwan menyampaikan, seluruh pemilik apotek telah diberi imbauan agar tidak menjual obat dengan cara ilegal. Namun menurutnya, ada saja oknum pedagang yang sengaja mencari keuntungan dari penjualan obat kedaluwarsa.

Sementara menurut Dewi, ketidaktahuan pemilik apotek untuk membuang obat kedaluwarsa hanya alasan saja. Dewi mengatakan, memusnahkan obat kedaluwarsa bisa dengan dibakar atau dihancurkan.

"Itu alasan bagi pedagang, karena pada saat pengadaan (obat), sebetulnya dia sudah tahu soal tanggal kedaluwarsa. Mereka sudah tahu juga kok caranya seperti apa," ujar Dewi.

Cara memusnahkan obat kedaluwarsa

Halaman:


Terkini Lainnya

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Pernah Mengaku Capek Terlibat Narkoba, Rio Reifan Ditangkap Lagi Usai 2 Bulan Bebas Penjara

Megapolitan
Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Senior Aniaya Siswa STIP hingga Tewas, 5 Kali Pukul Bagian Ulu Hati

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com