JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) bidang Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan Djarot Saiful Hidayat merasa bangga dirinya berpengalaman lama menjadi Ketua DPD PDI-P DKI Jakarta. Djarot bangga karena membawa PDI-P menang pada Pilkada DKI Jakarta 2012, Pileg 2014, dan Pilpres 2014 di Ibu Kota.
"Saya Ketua DPD paling lama di DKI, tiga tahun lebih. Pak Bambang DH enam bulan jadi (Plt) Ketua DPD PDI-P DKI, Pak Boy Sadikin juga satu tahun jadi Ketua DPD PDI-P DKI, setelah itu mengundurkan diri," kata Djarot, di Kantor DPC PDI-P Jakarta Selatan, Jagakarsa, Minggu (18/9/2016).
Dia menegaskan kepada para kader untuk bergerak dan memenangi Pilkada DKI Jakarta 2017 serta Pilpres 2019. Siapa pun calon yang direkomendasikan Ketua Umum PDI-P, lanjut dia, harus didukung oleh semua kader.
Djarot memuji jiwa petarung yang dimiliki kader PDI-P, sama halnya seperti Pilkada DKI Jakarta 2012 lalu.
"Begitu keluar nama Jokowi-Basuki, wah semuanya langsung kaget. Namun, semuanya solid melawan Pak Foke (Fauzi Bowo) yang uangnya banyak dan terkenal. Ini dadaku mana dadamu, PDI-P kok dilawan," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Ia mengimbau para kader untuk tidak mudah diadu domba sehingga menimbulkan perpecahan. Sebab, hal itu dapat mempermalukan nama besar PDI-P.
"Saya ngelus dada saja melihat yang seperti itu. Pokoknya Pilkada DKI Jakarta 2017, PDI-P harus menang, enggak boleh ditawar lagi," kata Djarot. (Baca: Djarot: Ada Bendera PDI-P di Lokasi Penggusuran, Gila Apa? Bikin Mati Pasaran, Bos!)
Hingga kini, PDI-P belum mengumumkan sikap mereka pada Pilkada DKI Jakarta 2017. PDI-P merupakan satu-satunya partai politik yang dapat mengusung calon gubernur dan calon wakil gubernur sendiri.
Mereka memiliki 28 kursi di DPRD DKI Jakarta. Beredar kabar, PDI-P akan kembali mengusung Ahok-Djarot pada Pilkada DKI Jakarta 2017.