Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Blusukan" Anies di Tengah Kelompok Warga Penolak Ahok

Kompas.com - 13/10/2016, 05:54 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejak Anies Baswedan mendeklarasikan dirinya maju sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta pada 23 September 2016 hingga saat ini, banyak agenda blusukan yang dia jalani.

Memasuki Oktober 2016, kegiatannya mengunjungi warga maupun mendatangi posko pemenangannya semakin intens dilakukan.

Namun, dari sekian banyak kunjungan, ada satu kesamaan.

Warga yang ditemui Anies merupakan kalangan yang tampaknya tidak puas dengan pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

(Baca juga: Alasan Anies Sering Turun ke Masyarakat meski Belum Masa Kampanye)

Ini terlihat dari hal-hal kecil yang disampaikan warga saat Anies datang, seperti obrolan yang membandingkan Anies dengan Basuki, keluhan terhadap kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, hingga penyampaian bentuk dukungan yang bernuansa SARA (suku, agama, ras, dan antar-golongan).

Memang, tidak semua warga yang ditemui Anies mengaitkan dengan unsur SARA dalam memberikan dukungan.

Ketika Anies meresmikan salah satu posko pemenangannya di daerah Johar Baru, Jakarta Pusat, 30 September 2016, misalnya, salah satu kelompok yang mengklaim anggota dari Forum RT/RW menjelaskan alasan mereka menjagokan Anies sebagai calon pemimpin Ibu Kota.

Alasan itu disampaikan secara santun dan tanpa menghina atau merendahkan bakal calon gubernur lain.

"Mari kita dukung Pak Anies untuk memimpin Jakarta. Pak Anies adalah sosok yang santun dan bersama dengan wakilnya yang hebat, Pak Sandiaga Uno, insya Allah Jakarta akan berubah jadi lebih baik melalui pemimpin yang mau mendengarkan masalah warganya," kata salah satu perwakilan Forum RT/RW.

(Baca juga: Seruan "Tolak Penggusuran" dan "Tolak Ahok" di Tengah "Blusukan" Anies)

Pernyataan dukungan ini dibarengi dengan penandatanganan dukungan untuk Anies-Sandi dari lebih kurang 20 kelompok relawan.

Ekspresi bentuk dukungan mulai menyentuh isu SARA ketika Anies mendatangi warga di RW 04 Kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, pada 9 Oktober 2016.

Di sana, Anies kembali bertemu dengan Forum RT/RW yang kemudian menamakan kelompok mereka dengan sebutan "Gerakan Berbangsa (Gerbang) Jakarta".

Ketika Anies terlibat obrolan ringan dengan warga, ada seorang pria memperkenalkan rekannya sebagai pengurus RW yang selalu ikut saat ada demo menentang Basuki.

Ada juga yang mengadukan nasibnya kepada Anies karena rumahnya terdampak penertiban oleh Pemprov DKI Jakarta untuk dibangun ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA).

Dukungan yang mengandung unsur SARA terlihat jelas saat Anies blusukan ke permukiman padat penduduk di Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (12/10/2016).

(Baca juga: Didatangi Anies Baswedan, Warga Petamburan Minta Sejumlah Hal)

Halaman:


Terkini Lainnya

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

DJ East Blake Serahkan Diri ke Polisi Usai Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Maju Mundurnya Ridwan Kamil Untuk Pilkada DKI Jakarta...

Megapolitan
Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak: Pelaku Rekan Kerja, Motif Ekonomi Jadi Alasan

Megapolitan
DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

DJ East Blake Ambil Foto dan Video Mesum Mantan Kekasih Diam-diam karena Sakit Hati Diputuskan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Polisi Gerebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Wilayah Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com