JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Philips J Vermonte, mengatakan Pilkada DKI 2017 akan berat bagi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok jika tidak berakhir satu putaran.
Jika pilkada berlangsung dua putaran, pasangan Basuki dan Djarot memiliki peluang kalah yang lebih besar.
"Kalau tidak satu putaran, ini akan berat buat Pak Ahok," ujar Philips dalam diskusi bertema "Respons Publik terhadap Kemunculan Calon Gubernur DKI" di kawasan Mega Kuningan, Jumat (14/10/2016).
Philips mengatakan siapapun yang masuk ke putaran kedua akan berpeluang mengalahkan Ahok. Sebab, dua pasang cagub dan cawagub penantang, yaitu Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Agus Yudhoyono- Sylviana Murni, sama -sama calon alternatif selain Ahok dan Djarot.
Warga yang tidak menyukai Ahok dan Djarot pasti mendukung salah satu di antara dua pasangan itu. Jika Anies dan Sandi berhasil masuk ke putaran kedua, maka pendukung Agus dan Sylviana kemungkinan besar mengalihkan dukungan untuk Anies-Sandi.
Ahok berpotensi kalah jika hal itu terjadi. Hal yang sama juga berlaku jika Agus dan Sylviana yang berhasil masuk ke putaran kedua.
"Makanya ini menarik. Baik Agus dan Anies ini targetnya juara dua di putaran pertama. Harapannya bisa menarik pemilih calon juara ketiga," kata Philips.
Syarat kemenangan bagi cagub dan cawagub di DKI Jakarta adalah 50+1.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.