Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kalau Anies Mau Dikenang sebagai Negarawan, Hentikan Isu SARA"

Kompas.com - 15/10/2016, 06:05 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perhelatan Pilkada DKI Jakarta 2017 yang semakin memanas dan sarat dengan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Kondisi ini menuntut para pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur meredam "aksi" para pendukung mereka.

Dosen Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Ade Armando, secara khusus meminta kepada kubu Anies Baswedan-Sandiaga Uno untuk menyatakan secara tegas kepada pendukungnya agar mengentikan penggunaan isu SARA.

"Kalau Anies mau dikenang sebagai negarawan, harus mengatakan ke basis pendukungnya berhenti menggunakan isu SARA," kata Ade dalam diskusi PARA Syndicate di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (14/10/2016).

Ade mencontohkan dalam fanpage Anies-Sandiaga di Facebook, banyak unggahan dari pendukung mereka yang kerap menyinggung sentimen agama.

Menurut Ade, Anies bisa saja menyatakan keberatan jika pendukungnya menggunakan namanya untuk menyerang kubu lain dengan isu SARA.

Ade menyayangkan Anies yang merupakan kawan dekatnya, justru mendukung agar laporan Ahok ke polisi.

"Kan bisa dia bilang keberatan. Harusnya dia bisa mengeluarkan pernyataan yang menetralkan," kata Ade.

Soal kemungkinan Anies akan kehilangan suara jika bertindak tegas, Ade mengatakan itu adalah konsekuensi yang harus dihadapi seorang negarawan.

Menurut Ade, pertarungan kekuasaan sejatinya hanyalah kendaraan untuk bisa mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

"Posisi jabatan publik itu untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Kekuasaan dicapai untuk menyejahterkan rakyat," kata Ade.

Dengan kerasnya isu SARA yang didengungkan di antara basis pendukung Anies, menurut Ade, akan menjadi kerugian, karena Anies akan kehilangan mayoritas pemilih, yaitu kelas menengah yang tidak memilih berdasarkan unsur primordialisme.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com