Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Dinas Kebersihan DKI soal Antrean Truk di Bantargebang

Kompas.com - 18/10/2016, 15:28 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sempat heran dengan antrean truk di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang yang mencapai 12 jam pada Minggu (16/10/2016).

Menurut Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Ali Maulana Hakim, ada beberapa penyebab yang memicu lamanya antrean saat truk akan masuk ke TPST Bantargebang.

Penyebab pertama, kata Ali, karena faktor cuaca. Proses pembuangan sampah akan berhenti selama hujan deras mengguyur TPST Bantargebang.

"Itu bisa terkendala karena kita takut longsor. Ini pasti kita ada stop sedikit," kata Ali, di Kantor Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Cililitan, Jakarta Timur, Selasa (18/10/2016).

(Baca: Dinas Kebersihan DKI Pastikan Kelola Sepenuhnya TPST Bantargebang)

Penyebab kedua, kata Ali, terjadi peningkatan konsentrasi pembuangan sampah dalam satu waktu. Untuk mencegah hal itu, Dinas Kebersihan DKI membagi waktu pembuangan sampah di Bantargebang mulai pagi, siang, sore dan malam.

"Nah, jadi ada jeda ini yang memang kita atur supaya pembuangan itu jangan tertumpuk di siang hari saja. Kalau gitu pasti akan menumpuk (truk)," ujar Ali.

Adapun penyebab ketiga, yakni momen saat mengisi bahan bakar minyak (BBM). Dinas Kebersihan DKI Jakarta saat ini mengoperasikan 1.200 unit truk sampah. Kadang saat pengisian BBM ini bisa menimbulkan antrean.

Ali menuturkan, jajarannya belum menemukan adanya pihak yang sengaja membuat antrean truk di Bantargebang, seperti pada waktu sebelumnya yang disebabkan praktik pungutan liar.

(Baca: Ahok Heran Masalah Bantargebang Bermunculan Setelah Diambil Alih Pemprov DKI)

Ia juga mengaku belum menemukan adanya indikasi pihak yang ingin mengembalikan pengelolaan Bantargebang kepada pihak swasta. Ali menegaskan Dinas Kebersihan DKI Jakarta mengelola sepenuhnya TPST Bantargebang tanpa melibatkan pihak ketiga.

"Tetapi selalu kita antisipasi jangan sampai ada pihak-pihak yang sengaja ingin menimbulkan permasalahan di TPST ini. Mungkin ada pihak yang kurang berkenan dengan pengambil alihan ini. Tapi sejauh ini di dalam TPST tidak ada," ujar Ali.

Kompas TV TPST Bantar Gebang Mulai Diambil Alih Pemprov DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com