Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Ahok Masuk Gang Sempit yang Penuh Poster Agus dan Anies...

Kompas.com - 07/12/2016, 06:58 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jalan Teratai di Cipete Selatan, Jakarta Pusat, dipilih sebagai tempat blusukan calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Selasa (6/12/2016).

Baru sekitar 10 meter masuk ke gang, pria yang dikenal dengan nama Ahok itu langsung disambut spanduk besar pasangan nomor 1, Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni.

Spanduk tersebut dipasang di atas kali. Ahok tampak tak acuh, seolah tidak menyadari spanduk itu.

Di bawah spanduk, Ahok bersalaman dengan warga dan mendengar keluh kesah mereka. "Pak di sini banjir terus, padahal dulu enggak Pak," ujar warga.

"Iya Bu, makanya saya mau cek. Seharusnya di Jakarta Selatan itu enggak banjir karena tinggi. Utara saja sudah beres," jawab Ahok.

(Baca juga: Ahok: Kamu Kira Semua Guru Demen sama Saya? Enggak Demen Juga Bos...)

Ia pun kembali meneruskan perjalanannya. Kemudian, Ahok kembali berhenti di depan atribut kampanye Agus-Sylvi.

Jalan Ahok terhenti karena ada ibu-ibu yang berteriak memanggil namanya. Ahok diminta untuk menggendong anak para ibu tersebut. 

Semakin dalam Ahok menyusuri gang, poster Agus-Sylvi yang dipasang di tembok rumah warga semakin banyak.

Kawasan itu pun menjadi bernuansa biru karena banyaknya poster-poster yang dipasang. Baik Ahok maupun warga sekitar tidak terlalu memedulikan poster itu.

Sampai akhirnya, ada seorang warga yang meminta maaf kepada Ahok karena banyaknya poster cagub di kawasan ini.

Ahok pun tidak mempermasalahkan adanya poster itu. Dia justru meminta maaf karena tidak mau ikut-ikutan memasang poster, stiker, ataupun spanduk.

Dia kemudian melakukan tes kecil kepada warga. "Kita enggak pasang stiker sih, tetapi saya tanya, Ibu- ibu tahu enggak saya nomor berapa?" ujar Ahok kepada warga.

"Nomor dua, Pak!" jawab warga bersama-sama.

"Nah sudah pada tahu, jadi saya enggak usah tempel stiker yang banyak supaya hemat duit ya," ujar Ahok.

"Uangnya buat sekolah warga saja, Pak," ujar warga kepada Ahok.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com