JAKARTA, KOMPAS.com - Sambil duduk santai di rumah semipermanen miliknya, pria yang akrab disapa Babe Endin (70) bicara banyak tentang Pilkada DKI Jakarta 2017.
Warga asli Betawi dari RT 06 RW 03 Kelurahan Krukut, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat ini memperkenalkan dirinya sebagai pendukung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.
"Saya yakin, (pasangan calon) nomor satu yang akan menang di sini. Saya jamin. Kalau ada pemilihan warga di sini kompak, memang sudah begitu dari zaman Pilpres dulu," kata Endin kepada Kompas.com, Selasa (3/1/2017) siang.
Endin mengungkapkan, dari ketiga pasangan calon yang berkompetisi dalam Pilkada DKI, hanya Agus Yudhoyono dan Sylvi yang sreg di hatinya. Alasannya sederhana, karena menurut Endin, Agus adalah orang baik dan polos.
"Kelihatannya baik, apalagi dulunya tentara kan, pasti bisa dipegang omongannya. Cara ngomongnya bagus, enak lihatnya," ucap Endin.
Ketika Kompas.com menyinggung dua pasangan calon lain, Endin membahasnya satu per satu. Pasangan calon nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, disebut bagus juga dan punya potensi untuk jadi pemimpin. Tetapi, Endin tidak terlalu mengidolakan mereka.
Endin juga berharap jika nantinya Pilkada berlangsung dua putaran, Agus dapat bertemu dengan Anies. Dengan kata lain, pasangan calon satu lagi, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, gugur pada putaran pertama Pilkada.
Bicara soal pasangan calon nomor pemilihan dua, Basuki-Djarot, Endin langsung fokus pada sosok Basuki. Di satu sisi, dia mengakui bahwa sudah banyak yang dikerjakan semasa kepemimpinannya beberapa tahun terakhir. Namun, ada satu hal yang membuat Endin tidak mau memilih Basuki.
"Omongan dia sudah bikin rakyat sakit hati. Memang sih dia sudah kerjain banyak, programnya bagus-bagus buat menata Jakarta, tapi rakyat sudah terlanjur sakit hati. Kita senangnya lihat orang yang baik seperti Agus," ujar Endin.
Obrolan terus berlangsung. Dari sebagian besar isi obrolan itu, Endin sering menyinggung tentang cara bicara dan kesan pasangan calon yang jadi indikator ketimbang kinerja dan latar belakang para pasangan calon.
Hal ini sejalan dengan pandangan pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio yang dihubungi terpisah pada Rabu (4/1/2017) pagi. Menurut Hendri, saat ini, pemilih di Jakarta masih dalam tahap emosional ketimbang mempertimbangkan hal-hal yang rasional.
"Ciri pemilih yang rasional itu memerhatikan semua aspek dari cagub-cawagub, termasuk bagaimana pemaparan mereka saat debat nanti," ucap Hendri.