Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Dugaan Penodaan Agama oleh Ahok di Mata Warga Pulau Pramuka

Kompas.com - 08/01/2017, 17:42 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pulau Pramuka di Kepulauan Seribu adalah lokasi tempat terjadinya dugaan penodaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Di pulau inilah, Ahok sempat mengutip isi salah satu ayat dalam kitab suci Al Quran yang kemudian menyeretnya dalam proses peradilan.

Ucapan Ahok dilontarkan saat acara peresmian panen pertama budidaya kerapu di Kantor Suku Dinas Kelautan dan Pertanian Kabupaten Kepulauan Seribu, Pulau Pramuka, 27 September 2016.

Saadah (27) adalah salah satu warga yang hadir dalam acara tersebut. Sebagai orang yang menyaksikan langsung Ahok berbicara, Saadah menilai tak ada satupun ucapan Ahok yang menyinggung, apalagi menodai agama Islam.

Kepada Kompas.com, Minggu (8/1/2017), ia menceritakan dari sejak awal mula kedatangan Ahok di lokasi tersebut.

Menurut Saadah, saat tiba di lokasi acara, Ahok mengaku seperti sedang merasa berada di Belitung, kampung halamannya. Hal itulah yang kemudian membuatnya salah memanggil jabatan Lurah Pulau Pramuka dengan sebutan "Pak Kades".

"Awalnya dia datang. Ada Pak Lurah nih, tapi bukan Pak Lurah dia manggilanya, 'selamat pagi Pak Kades. Eh, kelupaan.. saya bukan lagi di Belitung'. Sama aparatnya, 'Pak, ini kan bukannya di Belitung, ini kan di Pulau Seribu'. (Ahok menjawab) 'Oh iya, Pak Lurah maaf ya'. Habis itu dia naik tuh ke lokasinya mau pidato," cerita Saadah.

Baca: Ke Pulau Pramuka, Ahok Teringat Kampung Halaman

Selama menyampaikan sambutannya, Saadah menyebut Ahok banyak menceritakan pengalamannnya saat meniti karier politik di Belitung. Sampai akhirnya Ahok berharap agar kejadian yang sama tidak terjadi lagi kepadanya di Jakarta.

"Kata dia, 'ntar bapak ibu jangan kayak di sono. Dibohong-bohongin, orang kafir enggak bisa jadi pemimpin'. Cuma begitu doang," ujar perempuan yang bekerja sebagai pedagang nasi ini.

Baca: Berkunjung ke Pulau Pramuka, Ahok Ingatkan Warga Tak Wajib Memilihnya

Seperti Saadah, Ketua Masjid Jami Al Makmuriah, Faturrahman (70), diketahui juga hadir dalam acara tersebut. Ia menilai tidak ada yang patut dipermasalahkan dari ucapan Ahok.

Karena itu, dia dan warga Pulau Pramuka lainnya heran kenapa kasusnya itu kini menimbulkan dampak yang besar.

"Lagian Pak Ahok sering membantu nelayan-nelayan. Ya gimana kita mau memusuhi. Kalau masalah agama, kita kan negara Pancasila. Ya, enggak bisa musuhin agama lain," ujar pria yang sudah menetap di Pulau Pramuka sejak 1970 ini.

Kompas TV 4 Saksi Akan Dihadirkan dalam Sidang Ahok
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Libur Panjang Waisak, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 23-24 Mei 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 23 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Begal Bikin Resah Warga, Polisi Janji Tak Segan Tindak Tegas

Megapolitan
PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

PSI Terima Pendaftaran 3 Nama Bacawalkot Bekasi, Ada Nofel Saleh Hilabi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com