JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, percaya bahwa Plt Gubernur DKI Jakarta Sumarsono memiliki alasan khusus untuk mendesain ulang lokomotif mass rapid transit (MRT) yang dianggap mirip jangkrik tersebut.
Namun, Sandiaga khawatir pengubahan desain ini akan menjadikan target operasional MRT mundur.
"Tetapi saya khawatir malah jadi mundur lagi dari target. Dulu saja kan 2018 jadi 2019," kata Sandiaga di Matraman, Jakarta Timur, Rabu (18/1/2017).
(Baca juga: Sumarsono Bantah Minta Lokomotif MRT "Jangkrik" Didesain Ulang)
Sandiaga menambahkan, bila target waktu pengoperasian MRT mundur, akan berdampak terhadap kemacetan. Apalagi, kata dia, jalanan Jakarta sudah seperti "lapangan parkir massal".
Dia menceritakan, saat keluar dari rumahnya di kawasan Kebayoran Baru, Sandiaga sudah menemui kemacetan. Kendati demikian, Sandiaga mengaku tak mau berburuk sangka soal rencana Sumarsono itu.
"Selama redesign menghasilkan produk lebih baik tanpa mengulur waktu signifikan," kata Sandiaga.
(Baca juga: Stasiun MRT Terkena Dampak Perubahan Desain Kereta "Jangkrik")
Sementara itu, Sumarsono mengatakan, pihaknya tidak berencana untuk mengubah desain lokomotif MRT yang dianggap mirip jangkrik.
Pria yang akrab disapa Soni ini mengatakan, hal yang dia maksud adalah memilih dua desain lokomotif MRT yang telah ada untuk digunakan sebagai MRT yang beroperasi di Jakarta.
Dua pilihan desain MRT yang dimaksud ialah desain MRT berwarna hijau yang disebut mirip jangkrik dan MRT berwarna biru dengan bentuk kepala lokomotif lebih aerodinamis.