Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beberapa Koridor Bus Transjakarta dengan Angka Kecelakaan Tinggi

Kompas.com - 26/01/2017, 10:03 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Data kecelakaan melibatkan bus transjakarta yang dikeluarkan Dinas Perhubungan DKI Jakarta pada laman data jakarta.go.id menunjukkan bahwa terjadi peningkatan angka kecelakaan dari 2014 hingga 2016.

Angka kecelakaan pada 2014 sebanyak 770 kecelakaan. Angka itu turun pada 2015 menjadi 418 kecelakaan. Namun, pada 2016, tercatat angka kecelakaan kembali meningkat menjadi 783.

Beberapa koridor tercatat punya angka kecelakaan cukup tinggi. Koridor VI Ragunan-Latuharhari pada 2014-2016 angka kecelakaannya mencapai 278 kecelakaan. Koridor IX Pinang Ranti-Pluit tercatat sebanyak 266 kecelakaan.

Untuk koridor VIII Lebak Bulus-Harmoni, Dishub mencatat angka kecelakaan sebanyak 250 kecelakaan.

Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono mengatakan, akan terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian guna melakukan sterilisasi terhadi jalur busway dari kendaraan lain.

"Tetapi begini, bus yang kami operasikan sudah bertambah, sterilisasi sudah dibantu polda, jumlah penumpang tambah. Jadi potensi terjadinya kecelakaan bisa saja bertambah," ujar Budi kepada Kompas.com, Kamis (26/1/2017).

Selain angka kecelakaan, salah satu rute bus transjakarta yang dibuka yaitu Cibubur-Cawang UKI juga sempat mengalami protes dari sejumlah sopir angkot K56 rute Cawang-Cileungsi.

Para sopir menuntut agar transjakarta tidak lagi mengangkut penumpang di depan Cibubur Junction. Sebab, banyak penumpang angkot yang beralih menggunakan transjakarta karena tarifnya lebih murah dan busnya dilengkapi AC.

Protes itu membuat Pemprov DKI melakukan moratorium rute tersebut selama sebulan. Namun, pada Rabu (26/1/2017), rute itu kembali dibuka atas kesepakatan antara para sopir dan Pemprov DKI Jakarta.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Sumarsono mengakui tidak ada sosialisasi ketika rute itu dibuka.

"Mereka sudah diberikan hak untuk bicara. Memang disadari pada saat itu kami tidak pernah sosialisasi. Pemerintah tidak selamanya benar. Karena enggak ada sosialisasi, ya mereka marah," ujar Sumarsono, Rabu (26/1/2017).

Kompas TV Antusiasme Warga Terhadap Rute Baru Transjakarta
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Perbaikan Pintu Bendung Katulampa yang Jebol Diperkirakan Selesai Satu Pekan

Megapolitan
Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Dituduh Punya Senjata Api Ilegal, Warga Sumut Melapor ke Komnas HAM

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Pemprov DKI Bakal Gratiskan Biaya Ubah Domisili Kendaraan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com