Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Rizieq Tanggapi Kasus-kasus yang Menjeratnya...

Kompas.com - 02/02/2017, 10:09 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - "Waktu sudah sore, Anda dari pagi, luar biasa, kehujanan dari mana-mana, tetapi Anda setia membela ulama, karena itu saudara, sudah selesai sampai di sini, Ustaz Bachtiar kirim salam, Haji Munarman kirim salam, hidup ulama! Takbir!" seru Ketua Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab menutup orasinya di depan Mapolda Metro Jaya, Rabu (1/2/2017).

Rizieq berbicara di hadapan massa pendukungnya yang mengawal pemeriksaan Rizieq di Mapolda Metro Jaya terkait kasus dugaan makar. Dalam kasus ini, Rizieq berstatus sebagai saksi.

Bukan kali ini saja Rizieq berurusan dengan kasus hukum. Sebelumnya, Rizieq ditetapkan Polda Jawa Barat sebagai tersangka kasus dugaan penghinaan Pancasila. Terkait kasus ini, Rizieq mengaku akan mengajukan gugatan praperadilan.

"Soal status saya sebagai tersangka di Polda Jabar, jadi alhamdulillah kemarin tim kuasa hukum kami telah mendaftarkan untuk praperadilan. Jadi kami akan mengajukan praperadilan terhadap status tersebut," ujar Rizieq.

(Baca juga: Gerak Cepat Polisi Usut "Chat" WhatsApp yang Diduga Milik Rizieq-Firza)

Polda Jawa Barat menetapkan Rizieq sebagai tersangka pada Senin (30/1/2017) setelah melakukan serangkaian gelar perkara.

Kasus ini bermula dari laporan Sukmawati Soekarnoputri, putri mendiang Presiden Soekarno, ke Bareskrim Polri pada 27 Oktober 2016. Terkait sangkaan terhadap dirinya, Rizieq menyatakan akan kooperatif.

"Intinya kita ikuti saja proses hukum yang ada, kita kooperatif. Kita harus sebagai warga negara taat hukum," ujarnya.

Saksi dugaan makar

Mengenai kasus dugaan makar, polisi memeriksa Rizieq untuk mengetahui dugaan pendomplengan massa doa bersama 2 Desember 2017 oleh para tersangka makar untuk melancarkan kegiatannya.

Rizieq disebut terlibat sejumlah pertemuan dengan para tersangka. Atas dugaan ini, Rizieq menyampaikan pembelaannya.

"Saya bertiga dieperiksa sebagai saksi Ibu Rachmawati yang dituduh makar. Sepanjang perkenalan GNPF dengan tokoh-tokoh, kami tidak pernah merasa ada aroma makar dan lebih saya tekankan lagi, aksi 212 bukan aksi makar, bukan aksi NKRI, bukan anti-Pancasila dan bhineka, tetapi semata-mata aksi penegakan hukum," ujar Rizieq.

Penyebutan uang bergambar palu arit

Pekan sebelumnya, Senin (23/1/2017), Rizieq juga diperiksa sebagai terlapor dalam kasus uang bergambar palu arit di Polda Metro Jaya.

Kasus ini terkait ceramah Rizieq yang beredar di dunia maya. Dalam ceramahnya itu, Rizieq menyebut indikasi kebangkitan komunisme yang tercermin dari logo Bank Indonesia yang disebutnya mirip gambar palu dan arit.

"Ini bentuk mirip palu arit. Ini yang kami protes. Jadi di sana ada ribuan ada jutaan alternatif untuk rectoverso kenapa yang dipilih BI kok yang mirip palu arit, makanya saya diperiksa untuk memberikan keterangan. Saya tidak memfitnah, saya tidak menuduh, saya berikan semua uang kertas cetakannya dan kami buktikan," ujar Rizieq usai pemeriksaan waktu itu.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com