JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Anies Baswedan, tidak ingin terlalu jauh mengomentari dinamika politik Pilkada DKI antara dua cagub pesaingnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan Agus Harimurti Yudhoyono.
Anies mendorong semua pasangan cagub-cawagub tetap fokus menyiapkan program untuk menata dan memberikan yang terbaik bagi Jakarta.
"Kami akan terus fokus pada betapa pentingnya membangun suasana persatuan. Saling menghormati, saling menghargai, dengan begitu orang bisa bekerja dengan tenang, konsentrasi, belajar juga bisa tenang," kata Anies usai kampanye terbatas di Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (2/2/2017).
(Baca: Pernyataan Ahok soal Hubungan SBY-Ma'ruf Bisa Pengaruhi Elektabilitas)
Anies kembali mengingatkan tujuan awal dirinya bersama Sandiaga Uno maju mencalonkan diri pada Pilkada DKI. Menurut Anies, hal yang lebih penting dilakukan pasangan cagub-cawagub DKI adalah memikirkan bagaimana cara untuk memajukan Jakarta.
"Kami imbau pada semua pihak, mari fokus pada membangun Jakarta, menyejahterakan rakyatnya, membangun suasana damai, saling menghormati," tutur Anies.
(Baca: Tim Agus-Sylvi Nilai Pengacara Ahok Lakukan Pembunuhan Karakter)
Saat lanjutan persidangan yang beragendakan mendengarkan kesaksian Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin pada Selasa (31/1/2017), tim kuasa hukum Ahok menuding ada komunikasi antara SBY dan Ma'ruf.
Isinya disebut permintaan agar Ma'ruf menerima kunjungan pasangan cagub-cawagub nomor pemilihan satu, Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni di Kantor PBNU.
Selain itu, tim kuasa hukum Ahok menyatakan komunikasi berisi permintaan SBY agar MUI segera mengeluarkan fatwa terkait ucapan Ahok saat kunjungannya ke Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.
Dalam persidangan, tim kuasa hukum Ahok mengaku memiliki bukti atas tudingannya itu.
"Tim kuasa hukum dibentuk baru-baru ini. Ahok juga waktu itu belum jadi tersangka," ujar kuasa hukum Ahok, Humphrey Djemat.