Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Sudah Lebih Dulu Anggarkan Rp 1 Miliar di Tingkat RW

Kompas.com - 09/02/2017, 06:55 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Program Rp 1 miliar per RW yang digagas oleh pasangan calon Agus Yudhoyono-Sylviana Murni ternyata sudah diterapkan Pemprov DKI. Meskipun, ada sedikit perbedaan dalam teknis penganggaran dan penggunaannya.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Tuty Kusumawati mengatakan anggaran tersebut tidak spesifik untuk RW, tetapi untuk kegiatan di tingkat RW.

"Dari dulu kami sudah menganggarkan, itu untuk hal-hal yang memang kami eksekusi di level RW. Setiap tahun kami anggarkan," ujar Tuty di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (8/2/2017).

Hanya saja, anggaran tersebut tidak diserahkan kepada RW melainkan ada di kelurahan setempat. Tuty mengatakan hal ini karena RW tidak boleh mengelola anggaran pemerintah.

Dalam data yang dikeluarkan Bappeda DKI, telah dianggarkan sebesar Rp 2,88 triliun untuk pelaksanaan beberapa program di tingkat RT, RW, dan komunitas. Anggaran penguatan RW sebesar Rp 1,055 miliar per RW.

"Artinya kami sudah ada aktifitas yang fokusnya di RW. Tapi kami men-deliver-nya melalui mekanisme keuangan daerah," ujar Tuty. (Baca: Tim Agus-Sylvi Sebut Program Rp 1 Miliar Per RW Sesuai UU Penanganan Fakir Miskin)

Anggaran tersebut merupakan anggaran untuk level RW, bukan hanya untuk RW saja. Sehingga, anggaran tersebut bisa juga digunakan untuk kegiatan PKK, posyandu, jumantik, dan kegiatan kelurahan lain yang berlangsung di level RW.

"Jadi bisa untuk PKK, puskesmas, penguatan RT RW, posyandu, pokoknya yang melayani warga di RW. Jadi aktifitas-aktifitas ini semuanya fokusya untuk masyarakat di RW," ujar Tuty.

Meski demikian, Tuty mengakui tidak semua RW menyerap anggaran tersebut 100 persen. Sebab, tidak semua RW di Jakarta membutuhkan dana APBD. Contohnya seperti RW di perumahan elit dan apartemen.

Kompas TV Agus: Usulan Rp 1 Miliar Per RT Bukan Uang Pribadi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com