Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isu KTP dari Kamboja dan Semangat Melawan "Hoax"

Kompas.com - 10/02/2017, 09:42 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penemuan pemerintah akan pengiriman KTP dari Kamboja memberi titik terang terkait isu KTP ganda yang ramai jadi pembicaraan selama beberapa hari terakhir. Penemuan ini dilaporkan Dirjen Bea dan Cukai Heru Pambudi kepada Komisi II DPR RI untuk mengonfirmasi perihal beredarnya KTP Palsu dalam rangka Pilkada.

“Berdasarkan laporan dari lapangan, pada hari Jumat tanggal 3 Februari 2017 didapati pengiriman barang melalui Fedex berupa 36 lembar KTP, 32 lembar kartu NPWP, satu buku tabungan, dan satu buah kartu ATM," kata Heru dalam keterangan persnya, Kamis (9/2/2017).

Heru menjelaskan bahwa paket itu berasal dari Kamboja tetapi dia tidak menyebut tujuan pengiriman. Adapun penemuan merupakan hasil dari pemeriksaan rutin atas barang-barang yang dikirim melalui FedEx.

Sekarang, Heru mengatakan, pihaknya tengah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Pajak, Kepolisian, dan Kementerian Dalam Negeri serta Dinas Dukcapil untuk mengusut motif pengiriman KTP palsu tersebut.

Jika dilihat dari jumlah dan isi temuan tersebut, Heru menduga KTP ini dimaksudkan untuk melancarkan kejahatan perbankan.

"Kalau melihat ada KTP, NPWP, buku tabungan, dan kartu ATM, bisa jadi pengiriman ini terkait dengan rencana kejahatan siber, kejahatan perbankan, atau pencucian uang," kata Heru.

"Panas" di media sosial

Temuan ini mementahkan isu pengiriman e-KTP berjumlah ratusan ribu bahkan sampai tiga kontainer untuk mengacaukan Pilkada DKI Jakarta.

Pada hari yang sama dengan pelaporan Dirjen Bea Cukai ke DPR RI, Kamis (9/2/2017), dalam rapat keamanan Ibu Kota menjelang Pilkada, Panglima Kodam Jaya Mayjen (TNI) Teddy Lhaksmana dan Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan mengingatkan agar warga tidak mudah terprovokasi isu.

"Kalau (tanya) ke saya, yang panas itu hanya di media sosial. Masyarakat enggak tuh, lihat tuh, Jakarta aman."

Ia mengatakan bahwa menjaga keamanan dan memberikan pemahaman kepada masyarakat adalah bagian dari pekerjaan TNI dan Polri. Senada dengan Teddy, Kapolda Metro Jaya Irjen Mochamad Iriawan juga menyayangkan banyaknya isu miring yang beredar di media sosial.

Ia bersyukur warga Jakarta cukup cerdas untuk tidak terprovokasi isu-isu itu. Iriawan meminta agar warga tidak serta merta memercayai info yang beredar di media sosial. Sebab informasi yang valid pasti akan disampaikan instansi berwenang dengan secara resmi dan formal.

Pihak kepolisian sendiri selalu siaga untuk menginvestigasi dan mengusut isu-isu hoax yang belakangan beredar.

"Yang jelas kita sudah berikan public address, jangan mudah percaya terhadap berita hoax, karena kenyataannya tidak demikian dan lama-lama orang juga muak dikasih hoax itu, karena tahu itu tidak benar dan kita juga menelusuri, sudah kta dapati dan kita tindak lanjuti," kata Iriawan.

"Kalau di medsos itu banyak sekali berita dibuat ingin mengadu domba, tapi sekali lagi masyarakat Jakarta sudah pintar, tidak mudah diadu domba," ujarnya.

Kompas TV SBY Keluhkan Hoax, Ini Respons Presiden Jokowi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com