Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tempat Penampungan PKL di Kota Tua Tak Kunjung Dibangun

Kompas.com - 12/02/2017, 14:07 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Walikota Jakarta Barat, Anas Effendi, melaporkan kepada Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, permasalahan yang kini dialami para pedagang kaki lima (PKL) di Kawasan Kota Tua, Jakarta Barat.

Anas melaporkan bahwa pihaknya sudah memindahkan 382 PKL dari dalam kawasan Taman Fatahillah ke Jalan Cengkeh.

"Yang jadi masalah rencananya penataan PKL itu dibangun Sampoerna Land, tapi enggak dibangun. Akhirnya dibangun oleh UKM tenda-tenda sementara," kata Anas dalam acara laporan penyelenggaraan Pemkot Jakarta Barat di Kantor Walikota Jakarta Barat, Minggu (12/2/2017).

Namun, lanjut Anies, tenda-tenda yang kini telah dibangun itu diminta dibongkar. Alasannya, lokasi untuk PKL dan lahan parkir di Jalan Cengkeh akan dibangun.

"Pedagangnya dipindahin ke Jalan Teh, karena enggak muat, membeludak ke Jalan Kunir. Sudah kami pindahin, dibongkar tendanya, (Jalan Cengkeh) cuma dipagar seng doang," kata Anas.

Akibatnya, Jalan Kunir menjadi macet. Anas mengatakan, Jalan Kunir merupakan jalan yang biasa dilalui Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Dari informasi yang diterima Anas, belum ada dana dari Sampoerna Land untuk membangun tempat PKL di Jalan Cengkeh itu. Padahal, pembangunan tempat PKL dan area parkir di sana mengandalkan dana corporate social responsibility (CSR) dari Sampoerna Land.

Djarot menyebutkan kawasan tersebut harus segera ditata, tidak peduli itu jalan yang biasa dilalui Ahok, dirinya, atau siapa pun.

"Kewajiban Sampoerna Land tadi di Kota Tua, kami enggak peduli jalan gubernur, walikota, itu kalau harus ditata ya ditata, enggak ada urusan, tuntaskan," ucap Djarot.

Djarot menegaskan, yang paling penting adalah  masyarakat dapat merasakan dampak dari penataan itu.

"Yang paling penting bagi kita adalah kalau dimanfaatkan masyarakat sebanyak-banyaknya, itu program prioritas. Paradigma kita harus kita balik. Yang harus kita dahulukan adalah kepentingan masyarakat," kata Djarot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Wacana Duet Anies-Sandiaga pada Pilkada Jakarta 2024, Gerindra: Enggak Mungkinlah!

Soal Wacana Duet Anies-Sandiaga pada Pilkada Jakarta 2024, Gerindra: Enggak Mungkinlah!

Megapolitan
Viral Video Plt Kadis Damkar Bogor Protes Kondisi Tenda di Mina, Pj Wali Kota: Ada Miskomunikasi

Viral Video Plt Kadis Damkar Bogor Protes Kondisi Tenda di Mina, Pj Wali Kota: Ada Miskomunikasi

Megapolitan
Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Bentrok Dua Ormas di Pasar Minggu Mereda Usai Polisi Janji Tangkap Terduga Pelaku Pembacokan

Megapolitan
Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Tak Mau Sukses Sendiri, Perantau Asal Gunung Kidul Gotong Royong Bangun Fasilitas di Kampung

Megapolitan
Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Kisah Dian, Seniman Lukis Piring yang Jadi Petugas Kebersihan demi Kumpulkan Modal Sewa Lapak

Megapolitan
Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com