JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Jaringan Pendidikan Pemilih Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta mengevaluasi putaran pertama agar pelaksanaan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017 lebih baik.
Menurut Masykurudin, salah satu masalah yang menonjol pada putaran pertama adalah banyaknya warga yang tidak bisa memilih pada putaran pertama 15 Februari 2017. Menurut dia, kejadian serupa tidak boleh terulang pada pemungutan suara putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 19 April 2017.
"Salah satu evaluasi adalah layanan kepada hak pemilih. Itu tidak hanya mendaftarkan mereka (pemilih yang belum terdaftar) ke data pemilih, tapi juga bagaimana mereka mudah menggunakan hak suaranya," ujar Masykurudin, dalam sebuah diskusi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Senin (27/2/2017).
Masykurudin menuturkan, perbaikan daftar pemilih tetap (DPT) dapat dilakukan dengan mengumpulkan formulir dari pemilih yang belum terdaftar pada putaran pertama. Dari data tersebut, pemilih yang belum dapat memilih harus dimasukkan ke daftar pemilih pada putaran kedua.
Selain hal itu, kata Masykurudin yang lebih terpenting adalah mendirikan TPS di lokasi yang strategis untuk memudahkan warga menggunakan hak pilihnya.
"Jadi tidak hanya menggunakan hak pilihnya dengan cara mendaftar, tetapi juga mempermudah, membangun TPS di apartemen, membangun TPS di tempat berkumpulnya pemilih yang sesungguhnya kemarin itu punya persoalaan, misalnya di rusun," ucap dia.
Masykurudin menilai, KPU DKI masih punya waktu untuk menyiapkan agar pemilihan putaran kedua nanti berjalan lebih baik dengan berkaca dari permasalahan yang terjadi pada putaran pertama.
"Kalau tahapannya berdasarkan data yang kemarin, menurut saya itu bisa menyelesaikan setengah masalah," kata Masykurudin.