Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Reses, DPRD Soroti Pembangunan RPTRA, Ganti Rugi Lahan, Reklamasi, hingga KJP

Kompas.com - 09/03/2017, 15:59 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta telah menyelesaikan masa reses pertama pada tahun 2017.

Masa reses dimulai pada 23 Januari hingga 30 Januari 2017. Hasil reses ini dilaporkan dalam Rapat Paripurna, Kamis (9/3/2017).

Anggota tim penyusun hasil masa reses pertama DPRD DKI Syarifuddin mengatakan, laporan reses tersebut ditujukkan sebagai masukan dalam penyusunan RAPBD Perubahan Provinsi DKI Jakarta 2017 dan RAPBD 2018.

"Laporan reses pertama DPRD meliputi bidang pemerintahan, pertanahan dan ketertiban umum, bidang perekonomian dan keuangan daerah, dan bidang pembangunan," ujar Syarifuddin saat Rapat Paripurna di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis. 

(Baca juga: Siang Ini, Sumarsono Temui DPRD Bahas Tambahan Biaya Jalur MRT)

Rapat itu dihadiri Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono beserta sejumlah pimpinan DPRD, seperti Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi dan Wakil Ketua DPRD DKI Triwisaksana.

Dalam laporan reses tersebut, DPRD menyoroti sejumlah masalah yang terjadi di masyarakat, seperti permintaan untuk memperbanyak program ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA), serta penyediaan blangko e-KTP.

Syarifuddin mengatakan, masih banyak warga DKI yang belum mendapatkan blangko e-KTP.

Temuan lainnya selama reses adalah keinginan warga agar Pemprov DKI menambah uang ganti rugi lahan yang terkena proyek pembangunan fasilitas umum.

Warga merasa keberatan jika lahan dinilai berdasarkan NJOP. Sementara itu, terkait bidang perekonomian dan keuangan daerah, masyarakat menolak program reklamasi di kawasan Kelurahan Kalibaru dan menolak rencana pembangunan pelabuhan di kawasan itu.

Di bidang pembangunan, kebersihan, dan lingkungan, warga meminta agar ada pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Mampamg Prapatan Raya Lintasan.

(Baca juga: DPRD DKI Kemungkinan Tolak Permohonan Tambahan Anggaran MRT)

Ini karena sering terjadi kecelakaan di kawasan itu. Hasil reses itu juga meminta agar Pemprov DKI Jakarta menyelesaikan pembangunan tiga waduk yang berada di wilayah Kelurahan Rambutan.

Sebab, menurut warga, setiap musim hujan tiba, kawasan tersebut kerap dilanda banjir. Selain itu, warga mengeluhkan penggunaan KJP yang dinilai tak tepat sasaran.

"Laporan ini disampaikan kepada Plt gubernur untuk dijadikan bahan masukkan dan evaluasi," ujar Syarifuddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com