Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Bendera Kuning Dipasang dengan Bendera PDI-P Saat Djarot Datang

Kompas.com - 21/03/2017, 18:46 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bendera Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dipasang di sekitar acara yang didatangi calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Selasa (21/3/2017).

Namun, bendera kuning juga dipasang satu tiang dengan bendera PDI-P itu. Anggota polisi dari Polres Jakarta Barat mencabut bendera-bendera kuning itu saat Djarot tiba. Namun, Djarot tampak tidak menyadari keberadaan bendera itu.

Dia baru menyadarinya setelah ditanya oleh awak media.

"Enggak ada yang nolak, bendera kuning kan bisa macam-macam, bisa Partai Golkar, bisa orang meninggal dunia," ujar Djarot.

Adapun, bendera kuning biasanya dipasang sebagai tanda ada warga yang sedang meninggal dunia. Djarot tidak tahu apakah pemasangan bendera tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap kehadirannya.

Meski demikian, Djarot mencoba berpikiran positif mengenai bendera-bendera itu.

"Kuning itu baik, kuning itu tanda kemakmuran," ujar Djarot.

Djarot juga bersyukur acaranya di lingkungan itu berlangsung lancar. Pada acara itu, Djarot makan nasi liwet bersama para pendukungnya.

Djarot mengatakan dia juga sudah memberi pesan terhadap pendukungnya. Djarot meminta para pendukung tidak membalas penolakan-penolakan itu.

"Marilah kita saling menghargai satu sama lain, kalau ada pihak sebelah melakukan kegiatan jug jangan diganggu, tapi tolong diamankan," ujar Djarot.

"Kalau kita diganggu-ganggu sudah biasa, dari dulu diganggu ya kita jalan terus, enggak apa-apa," kata Djarot.

Kepala Polres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Roycke Langie mengatakan memang ada warga meninggal di kawasan itu. Namun, lokasinya agak jauh dari lokasi kampanye Djarot. Roycke mengatakan keberadaan bendera-bendera itu dikhawatirkan memberi asumsi negatif berbagai pihak.

"Maka kita turunkan supaya tidak ada persepsi lain," ujar Roycke. (Baca: Dibilang Kafir, Djarot Sebut Artinya Kangen Farida...)

Selain itu, Roycke juga melihat keberadaan bendera kuning yang setiang dengan bendera PDI-P tidak etis. Dari segi estetika, kata Roycke, hal itu tidak enak dilihat. Oleh sebab itu polisi sigap menurunkan bendera-bendera kuning.

Roycke tidak tahu pasti alasan dibalik pemasangan bendera kuning itu. Dia juga membantah bahwa itu adalah upaya penolakan dari warga. Roycke mengatakan hal paling penting adalah kampanye Djarot di sana berjalan lancar.

"Namanya politik kan bisa bisa saja, yang penting kan kegiatan itu sendiri tidak terganggu," ujar Roycke.

Kompas TV Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat membantah adanya salah paham antara dirinya dengan pihak KPUD, saat rapat pleno penetapan pilkada Jakarta putaran kedua. Djarot mengaku dirinya datang lebih awal dari undangan yang dijadwalkan oleh KPU DKI Jakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com