Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Anies-Sandi Nilai Polisi Pilih Kasih dalam Mengusut Laporan Pihaknya

Kompas.com - 30/03/2017, 10:30 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota tim hukum Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, Unoto Dwi Yulianto, menilai ada perbedaan sikap polisi dalam menindaklanjuti laporan dari pihaknya dengan laporan pihak lain.

Laporan pihak lain terhadap kubu Anies dan Sandi dianggap lebih cepat diproses polisi ketimbang laporan dari pihak Anies-Sandi kepada pihak lain seputar fitnah, pencemaran nama baik, dan dugaan pemalsuan surat keterangan (suket).

"Bang Sandi dipanggil itu berdasarkan laporan 8 Maret 2017. Ingin kami sampaikan bahwa tim Anies-Sandi pada tanggal 2 Maret, satu pekan sebelum dilaporkan terkait dengan dugaan penggelapan, kami sudah melaporkan terkait pencemaran nama baik dan atau fitnah melalui media elektronik yang diduga dilakukan oleh Chico Hakim," kata Unoto, Kamis (30/3/2017) pagi.

Unoto membandingkan laporan terhadap Sandi dengan laporan polisi terkait pencemaran terhadap Anies Baswedan yang dilaporkan sebelumnya. Ia menyebut, hingga hari ini belum ada panggilan terhadap pelapor maupun terlapor, Chico Hakim. (Baca: Tim Hukum Anies Laporkan Akun @chicohakim ke Polisi)

Laporan terhadap Sandi merupakan dugaan penggelapan dalam penjualan bidang tanah di Curug, Tangerang, beberapa tahun silam. Sandi menjadi terlapor bersama seorang lagi yang bernama Andreas Tjahyadi, dengan pihak pelapor Edward Soeryadjaya yang diwakili penerima kuasanya, Fransiska Kumalawati.

Unoto menjelaskan, laporan terhadap Chico Hakim terkait tuduhan Chico yang menyatakan Anies memiliki istri simpanan. Laporan lainnya adalah dugaan pemalsuan suket oleh salah satu lurah di Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, pada 10 Maret 2017 atau dua hari setelah Sandi dilaporkan atas dugaan penggelapan.

"Ada berbagai versi suket, ada barcode, foto, maupun yang tidak ada kop kelurahan dan tanda tangan tetapi tetap diakui petugas setempat. Kami sudah lapor tanggal 10 Maret, tetapi hingga hari ini, belum ada pemanggilan," tutur Unoto.

Unoto menyesalkan langkah dari kepolisian, menurutnya asas persamaan di depan hukum seharusnya diterapkan dalam persoalan tersebut. (Baca: Kronologi Versi Sandiaga soal Dugaan Penggelapan yang Dituduhkan)

Pihaknya menegaskan, kubu Anies-Sandi akan mengikuti proses hukum yang berlaku. Namun, Unoto juga berharap agar polisi tetap bersikap netral dan tidak memihak, terutama kaitannya dengan Pilkada DKI Jakarta 2017 ini.

"Kami berkeyakinan polisi tetap independen. Kami siap menjalankan proses hukum yang ada dan taat kepada hukum yang berlaku," ujar Unoto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com