JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku terkendala dalam merevitalisasi kawasan Kota Tua, Jakarta.
Adapun kawasan Kota Tua telah direncanakan direvitalisasi sejak tahun 2012 dan dicanangkan pada tahun 2014. Namun, hingga kini, pelaksanaan revitalisasi belum sempurna.
"Kendalanya (revitalisasi Kota Tua) karena kepemilikan gedung, banyak BUMN-nya (gedung yang dimiliki BUMN)," kata Ahok, di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Minggu (16/4/2017).
Adapun 17 gedung tua di kawasan Kota Tua merupakan milik BUMN, yang dipegang PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero).
Ahok mengaku sudah meminta percepatan revitalisasi, namun masih terkendala. Bahkan, kata dia, Pemprov DKI Jakarta pernah menyurati Susilo Bambang Yudhoyono yang ketika itu menjabat Presiden.
Harapannya, Pemprov dapat mengeloloa gedung tersebut.
"Kami sudah surati Pak SBY untuk meminta supaya bagaimana aset ini dikelola oleh kami (Pemprov DKI Jakarta). Tapi enggak dijawab-jawab juga (sama SBY)," kata Ahok.
Selain itu, ada pergantian pucuk kepemimpinan PT Jakarta Old Town Revitalization Corps (JOTRC) sebagai konsorsium penanggung jawab revitalisasi kawasan Kota Tua.
Eddy Sambuaga kini menjabat sebagai Managing Director Konsorsium Kota Tua Jakarta.
Menurut dia, kini kawasan Kota Tua sudah mulai dirapikan dan gedung mulai dicat ulang.
"Secara prinsip, progres jauh lebih cepat daripada dulu. Kami harap enggak sampai 5 tahun (revitalisasi Kota Tua) sudah selesai, saya enggak mau baru selesai 20-30 tahun," kata Ahok.
Adapun revitalisasi Kota Tua yang diprioritaskan adalah membuat bening aliran Kali Besar Barat serta revitalisasi kawasan Luar Batang hingga Museum Bahari.