Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Ahok-Djarot: Distribusi C6 oleh KPU di Putaran Kedua Sangat Buruk

Kompas.com - 18/04/2017, 12:50 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Tim Manajemen Saksi dan Pengamanan Suara Pasangan Ahok-Djarot, I Gusti Putu Artha, menilai distribusi surat undangan atau C6 di putaran kedua Pilkada DKI 2017 sangat buruk.

"Distribusi formulir C6 surat pemberitahuan oleh KPU kepada pemilih pada putaran kedua jauh lebih buruk dibandingkan dengan putaran pertama," kata Putu, menyampaikan pernyataan sikapnya di Media Center Badja, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (18/4/2017).

Indikantor buruk itu dinilai dari membandingkan distribusi C6 antara putaran pertama sampai putaran kedua Pilkada DKI.

Menurut Putu, pada putaran petama lalu formulir C6 itu sudah terdistribusi sejak H-7 sampai H-5. Sehingga pada posisi H-1 pencoblosan di putaran pertama lalu tidak begitu masif distribusinya.

"Tapi di putaran kedua kami betul-betul kecewa dengan distrubusi surat undangan atau C6 itu. Nomor hape saya ini terus berdering (mengadu soal C6), ini masuk C6 semua yang mereka belum dapat terima," ujar mantan Komisioner KPU ini.

Baca: Djarot: Pukul 16.00 WIB, Semua Formulir C6 Harus Terdistribusikan!

Putu melanjutkan, terhambatnya distribusi C6, dari pengaduan yang diterimanya sudah mencapai 1.483.

"Ditambah 390 (pengaduan). Jadi dua hari ini 1.483 ditambah 390," ujar Putu.

Menurut Putu, para pelapor soal C6 dan pengaduan lainnya itu tersebar di sejumlah wilayah di Jakarta. Misalnya di Rusun Albo Cakung Barat menurutnya ada 700 orang yg belum terdistribusi C6 sama sekali.

"Di Komplek Taman Modern Cakung, Apartemen Park View Sunter, Perumahan Green Lake City Cengkareng, Perumahan Puri Mansion Jakarta Barat," ujar Putu.

Putu mengatakan, memang tanpa C6 orang masih bisa memilih dengan KTP. Namun, yang dikhawatirkan C6 yang tidak terdistribusikan disalahgunakan. Misalnya untuk kasus mencoblos tapi dengan menggunakan C6 orang lain.

Baca: KPU DKI: Perbedaan NIK di E-KTP dan Formulir C6 karena Human Error

"Persoalan C6 serius kenapa karena potensial disalahgunakan di lapangan. Memang benar orang yang tidak dapat C6 bisa gunakan KTP, tapi kita lihat fakta di putaran pertama ada dua-tiga TPS (harus) diulang (pencoblosannya) karena gunakan C6 orang lain," ujar Putu.

Menurut dia, kasus belum terdistribusinya C6 dengan baik ini banyak, tidak hanya di tempat yang ia sebutkan tadi. Pihaknya juga menerima pengaduan lain lewat call center Badja.

Kompas TV DKI Jakarta Siap â??Nyoblosâ?? (Bag 2)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com