Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Sementara, Keluarga Joni-Isa Akan Ditampung Selama 3 Bulan

Kompas.com - 15/06/2017, 22:38 WIB
Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Panti Sosial Marsudi Putra (PSMP) Handayani Jakarta, Neneng Heryani, mengatakan akan memberikan perlindungan yang utama dengan memberikan perlindungan rumah kepada keluarga Joni-Isa. Keluarga Joni-Isa sebelumnya tinggal di gang sempit di Jalan Gedong Panjang, Jakarta. Kini mereka berada di Rumah Aman Kementrian Sosial (Kemensos) di Bambu Apus, Jakarta Timur.

“Kami berikan perlindungan kepada anak-anaknya. Yang jelas selama ini anak-anaknya kan tinggal di luar, jelas tidak baik untuk anak dan kami harus memberikan perlindungan secepatnya untuk anak dengan menyediakan rumah aman yang ada di kami,” ujar Neneng saat ditemui di Rumah Aman Kemensos Bambu Apus, Jakarta Timur, Kamis (15/6/2017).

Ia melanjutkan, saat ini akan melakukan penilaian guna melihat dan mengungkap apa saja yang terjadi pada anak-anak pasangan Joni-Isa. Menurut Neneng, untuk keluarga itu yang terpenting adalah memberikan perlindungan, rasa aman, rumah aman. Selain itu, pihaknya akan memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti makanan dan kebersihan.

Neneng mengatakan, anak memiliki hak untuk bisa mengaktualisasikan diri sesuai dengan perkembangan anak. Karena itu, Neneng menjelaskan, sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang ada, keluarga Joni-Isa akan ditampung selama tiga bulan. Namun, hal itu akan dilihat sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

“Kami lihat ke depannya seperti apa. Sebelum itu kami harus melakukan penelusuran dulu. Penulusuran keluarga, kerabat terdekat. Kami kan ga bisa mengembalikan begitu saja. Ada langkah-langkah dan tahapannya,” kata Neneng.

Baca juga: Gang Sempit Itu Rumahku...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com