Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan Sampah Tidak Kenal Libur Panjang

Kompas.com - 27/06/2017, 15:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS — Kebersihan Ibu Kota tetap dijaga di tengah libur panjang Idul Fitri. Setiap kelurahan di Provinsi DKI Jakarta tetap menugaskan petugas penanganan prasarana dan sarana umum atau PPSU untuk bekerja di tengah hari libur nasional.

Ada kelurahan yang tidak membedakan sistem kerja hari raya Lebaran dengan hari biasa, tetapi ada juga yang memberi kesempatan pekerja PPSU yang merayakan Idul Fitri untuk tidak masuk dalam dua hari itu.

"Beginilah suka-duka jadi PPSU. Sudah tanggung jawab," kata Kepala Regu 5 Penanganan Saluran Penghubung (Phb) M Zein di Pasar Rawa Badak, Jakarta Utara, Senin (26/6).

Ia menggunakan telepon selulernya untuk memotret saluran di seberang pasar sebelum dan sesudah pembersihan sebagai bahan laporan.

Mereka bekerja seperti biasa, mulai pukul 07.00, dan beristirahat pada pukul 11.30-13.00. Lalu pulang pada pukul 15.00. Dari total 11 anggota Regu 5, ada sembilan anggota yang masuk. Dua orang dapat jatah libur setelah piket malam, sedangkan pada Lebaran hari pertama, semua anggota regu masuk.

Staf yang merayakan Idul Fitri diberi kesempatan mengikuti shalat Id dan bersilaturahim. Hari Minggu, mereka baru mulai bekerja pukul 10.00.

Supriyatno, anggota Regu 5, mengatakan, pekerja PPSU harus terus masuk meski hari libur nasional. Sebab, penanganan sampah harus berkelanjutan.

"Ditinggal sehari saja, sampah sudah menumpuk," ujarnya.

Meski demikian, tetap ada pekerja PPSU yang mengambil cuti, tetapi hanya sebagian kecil. Dari total 98 pekerja PPSU di Kelurahan Rawa Badak Utara, misalnya, ada 20-an yang cuti Lebaran. Mereka adalah yang berasal dari tempat jauh, terutama luar Pulau Jawa.

Di Kelurahan Koja, hanya enam pekerja PPSU yang bertugas kemarin Senin, yakni empat laki-laki dan dua perempuan. Mereka semua non-Muslim. Salah satu pekerja PPSU yang sudah berkarya sejak 2014, Rio Hengki, mengatakan, itu sudah jadi pola kerja tetap di Koja sejak awal PPSU dibentuk di tingkat kelurahan.

"Nanti bulan 12 (saat perayaan Natal) bergantian, kami yang libur 2-4 hari. Saling mengerti- lah," ucap Rio. Namun, mereka yang cuti Lebaran tidak bisa cuti serentak pada hari yang sama karena harus ada yang bertugas pada hari-hari selain dua hari raya Lebaran, meskipun pegawai negeri sipil mendapat jatah libur bersama 23-30 Juni.

Rekan kerja Rio, Mangasi Pasaribu (37), menambahkan, pada hari biasa, ada 83 pekerja PPSU untuk menjangkau penanganan sarana dan prasarana umum di 13 RW. Rio, misalnya, bertugas untuk menjamin kebersihan di RW 006 hingga gang-gangnya.

Karena hanya ada enam petugas selama dua hari raya Lebaran, beban kerja diubah. Tanggung jawab mereka menjadi satu kelurahan, tetapi hanya membersihkan jalan-jalan protokol.

Di Jakarta Barat, petugas PPSU di Kelurahan Srengseng dan Kelurahan Sukabumi Utara, Senin kemarin, kembali beraktivitas seperti biasa. Meskipun masih dalam suasana Lebaran, mereka sudah harus bekerja.

Senin siang, tiga petugas PPSU menyapu di Jalan Mawar, Srengseng. Ketiganya membersihkan sampah-sampah kecil, seperti daun-daunan dan bungkus plastik, di pinggir jalan.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com