Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balai Kota DKI Jakarta, Saksi Kekuasaan Belanda dan Jepang hingga Berakhir sebagai Kota Istimewa

Kompas.com - 13/07/2019, 13:33 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gedung berwarna putih dengan nomor bangunan 8-9 di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, kini dikenal sebagai tempat kerjanya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan beserta jajarannya.

Gedung yang kini dinamakan Balai Kota itu berdiri tepat di samping gedung 24 lantai berwarna biru.

Namun tak banyak yang tahu bahwa tempat yang menjadi pusat pemerintah Ibu Kota ini memiliki sejarah panjang.

Baca juga: Cerita Pedagang Kerak Telor yang Bertemu Ahok, Mengenang Masa Kejayaannya di Balai Kota...

Dilansir dari Jakarta.go.id, sebelum akhirnya dimiliki hak guna bangunan sepenuhnya oleh pemerintah RI, gedung ini tercatat pernah digunakan sebagai kantor pemerintahan baik oleh Belanda maupun Jepang pada masa penjajahan.

Selain digunakan sebagai kantor pemerintahan Kota Jakarta, tempat ini juga digunakan sebagai kediaman Burgemeester (wali kota).

Pusat pemerintahan berpindah-pindah

Museum Fatahillah adalah salah satu objek wisata di kawasan Taman Fatahillah, Jakarta Barat yang menjadi tujuan terpopuler pengunjung di Kota Tua. KOMPAS.com/ RIMA WAHYUNINGRUM Museum Fatahillah adalah salah satu objek wisata di kawasan Taman Fatahillah, Jakarta Barat yang menjadi tujuan terpopuler pengunjung di Kota Tua.

Pusat pemerintahan kota Jakarta mengalami beberapa kali perpindahan tempat. Ketika Stad Batavia dibentuk pada tahun 1905, dan kemudian berubah menjadi Gemeente Batavia, kantor pemerintahannya bertempat di De Oude Stadhuis, yakni bangunan kuno abad ke-18 di Stadhuisplein yang kini dikenal sebagai Taman Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta.

Akibat perkembangan Kota Batavia yang mengarah ke selatan dan berpusat di Weltevreden, kantor Gemeente Batavia menjadi sangat jauh dari pusat kota.

Oleh karena itu, banyak kantor pemerintahan yang akhirnya pindah ke Weltevrede begitu pun dengan Kantor Balai Kota.

Baca juga: Kota Tua Bukan Hanya Taman Fatahillah

Yang pada awalnya terletak di Oud Batavia, pada tahun 1913 dipindahkan ke Tanah Abang West (sekarang jalan Abdul Muis no.35, Jakarta Pusat).

Lalu tahun 1919 pindah lagi ke Koningsplein Zuid yang sekarang Jalan Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta Pusat atau gedung Balai Kota saat ini.

Adapun bangunan No. 8 yang kini diketahui sebagai bangunan 24 lantai dipergunakan sebagai kantor dan tempat kediaman Residen Jawa Barat.

Sedangkan bangunan No. 9 dipergunakan untuk Gemeentehuis Batavia (Balai Kota) dan rumah kediaman Burgemeester (wali kota).

Lalu kemudian bangunan no. 9 menjadi kantor Balai Kota sepenuhnya setelah rumah kediaman Burgemeester dibuatkan di samping Bisschopplein (sekarang Jl. Suropati No. 7, Jakarta Pusat).

Pada tanggal 1 Oktober 1926, Gemeentehuis Batavia diganti menjadi Stad Gemeentehuis Batavia sampai masa pemerintahan Jepang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com