"Saya pernah kasih saran ke Pak Djarot, termasuk Biro Tapem, kalau nanti penilaian prestasi kerja lurah camat, salah satu indikator yang dinilai adalah bagaimana kemampuan seorang lurah dan camat dalam mereduksi sampah," kata Isnawa di Lapangan IRTI, Kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa (19/9/2017).
Menurut Isnawa, lurah dan camat memiliki peran penting untuk mewujudkan pengelolaan sampah hingga ke lingkungan RT/RW. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengelola dan mereduksi sampah yakni membuat bank sampah.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta memiliki target setiap RW di Jakarta minimal mempunyai satu bank sampah.
"Saat ini baru ada 400 (bank sampah) se-DKI. Kami pengin ada 2700-an RW yang nanti masing-masing setiap RW punya satu bank sampah," kata Isnawa.
Dengan adanya bank sampah di setiap RW, Isnawa menyebutkan sampah yang dibuang ke TPST Bantar Gebang bisa berkurang hingga 2.000 ton setiap hari. Saat ini, sampah yang dikirim ke TPST Bantar Gebang masih berkisar antara 6.500-6.900 ton.
"Bayangan kami itu bisa mengurangi 1.000 sampai 2.000 ton kalau semua RW bergerak ya. Kalau sekarang (berkurangnya) kecil, masih di kisaran 100-an ton," ucap Isnawa.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/09/19/12551221/pengelolaan-sampah-diusulkan-jadi-indikator-penilaian-lurah-dan-camat