Salin Artikel

Perdebatan soal Preman Tanah Abang yang antara Ada dan Tiada...

"Enggak ada preman di situ," ujar Lulung di Jalan Imam Bonjol, Senin (6/11/2017).

Lulung tidak pernah mendengar kejadian perampokan dan pencopetan yang masif di Tanah Abang. Menurut dia, hal tersebut membuktikan bahwa premanisme tidak ada di Tanah Abang.

Selain itu, di sana juga tidak ada pemerasan. Lulung mengakui bisa saja ada warga setempat yang memungut uang dari pedagang kaki lima (PKL).

Namun, menurut dia, warga itu tidak bisa disamakan dengan preman. Dia mengatakan, hal itu adalah upaya warga setempat menjaga wilayah mereka. Warga juga membantu menjaga ketertiban PKL yang berjualan di sana.

"Orang lingkungan cari nafkah, jagain kampungnya kalau orang Betawi bilang. Makanya ngomong-nya yang obyektif. Lihat Tanah Abang jangan dari jauh. Ini kata Haji Lulung, lihat Tanah Abang harus dari dekat," ujar Lulung.

Beberapa waktu lalu, lembaga Ombudsman RI menemukan adanya preman di Tanah Abang. Temuannya memang bukan spesifik premanisme di Tanah Abang, melainkan soal pungli dari PKL ke oknum Satpol PP. Namun, Ombudsman menyatakan, preman di Tanah Abang menjadi perantara pungutan liar itu. Terkait itu, Lulung enggan mentah-mentah percaya. Meskipun temuannya berasal dari sebuah lembaga negara.

"Iya Ombudsman ini siapa? Ayo, dong, sama-sama investigasi (keberadaan preman di Tanah Abang)," ujar Lulung.

Kata Camat Tanah Abang

Hal ini berbeda dengan keterangan Camat Tanah Abang Dedi Arif Darsono yang menyebut ada preman di kawasan pasar tersebut. Bahkan, preman Tanah Abang memiliki beberapa kubu.

"Ada (preman di Tanah Abang). Bahkan, ada beberapa kubu," ujar Dedi.

Dedi mengetahui hal itu ketika mendata PKL di sana. Para PKL umumnya menyebut siapa saja yang mengizinkan mereka berjualan di sana.

"Kami data para PKL. Kami tanya, kok, bisa jualan di sini. Mereka jawab si ini, si itu (preman) yang ngizinin, jadi banyak (preman di Tanah Abang)," katanya.

Wakil Kepala Satpol PP Hidayatullah juga pernah menegaskan keberadaan preman di Tanah Abang. Dia menceritakan hal itu karena pernah menjadi camat di wilayah tersebut enam tahun.

Kata Hidayatullah, preman di Tanah Abang suka memfitnah aparat. Dia mengaku dulu kerap difitnah meminta uang setoran kepada mereka.

"Saya dulu jadi Camat Tanah Abang lagi patroli dipanggil 'Pak Camat begini, Pak.' Namun, dibilang (ke pedagang) 'Tuh, tadi Camat mau bongkar, tapi Camat bilang enggak usah bongkar, kasih setoran aja'," lanjutnya.

Kata Sandiaga

Beberapa waktu lalu, Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno juga pernah mengatakan akan mengikutsertakan preman dalam penataan Tanah Abang.

"Semua masuk dalam diskusi ini, termasuk mohon maaf, termasuk preman-premannya. Jadi, kami bicara juga sama preman-premannya. Ya, tentu enggak di Balai Kota, tetapi di tempat-tempat yang mereka biasa kumpul," kata Sandi ketika itu.

Tadi malam, Sandi mengatakan maksud dari perkataannya adalah melibatkan semua pihak di Tanah Abang, termasuk preman jika ada. Mereka harus didengar agar penataan berjalan baik.

"Pernyataan saya waktu itu mengatakan bahwa kalau preman ada di Tanah Abang, mereka harus diajak bicara juga karena mereka adalah bagian dari ekosistem yang harus ditertibkan," katanya.

Menurut dia, tidak ada orang yang mau menjadi preman. Jalan keluar bagi mereka harus dipikirkan. Sebab, menurut dia, langkah penertiban yang dilakukan tidak memberi solusi dalam jangka panjang.

https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/08/06421031/perdebatan-soal-preman-tanah-abang-yang-antara-ada-dan-tiada

Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Sebelum Tewas, Giri Masih Sempat Ucapkan Syahadat Saat Dievakuasi dari Bawah Tembok Roboh

Megapolitan
Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Tewas Tertimpa Tembok Roboh di Kramatjati, Giri Dikenal sebagai Orang Baik dan Jujur

Megapolitan
Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Sedang Renovasi, Tembok Rumah Warga di Kramatjati Roboh dan Timpa Dua Pekerja

Megapolitan
Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Bule AS Kagum dengan Budaya Memberikan Kursi untuk Wanita di KRL: Ini Luar Biasa!

Megapolitan
Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja 'Citayam Fashion Week' Pindah ke Kota Tua

Tak Lagi di Dukuh Atas, Remaja "Citayam Fashion Week" Pindah ke Kota Tua

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Aktor Rio Reifan Ditangkap Lagi, Polisi Amankan Sabu, Ekstasi, dan Obat Keras

Megapolitan
Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Marak Penjambretan di Sekitar JIS, Polisi Imbau Warga Tak Pakai Perhiasan Saat Bepergian

Megapolitan
Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Sudah 5 Kali Ditangkap Polisi, Rio Reifan Belum Lepas dari Jerat Narkoba

Megapolitan
Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Marak Kasus Pemalakan Sopir Truk, Polisi Rutin Patroli

Megapolitan
Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Sopir Truk Dipalak Rp 200.000 di Kapuk Muara, Pelaku Masih Diburu Polisi

Megapolitan
Pesinetron 'Tukang Bubur Naik Haji' Rio Reifan Positif Sabu

Pesinetron "Tukang Bubur Naik Haji" Rio Reifan Positif Sabu

Megapolitan
Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Aktor Rio Reifan Ditangkap Kelima Kalinya, Lagi-lagi Kasus Narkoba

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Brigadir RAT Bunuh Diri, Sudah Tak di Manado Sejak 10 Maret karena Izin Kunjungi Kerabat

Megapolitan
Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke