Banjir setinggi 10-20 cm merendam jalanan di sana. Kendaraan bermotor seperti mobil dan motor, terlihat masih dapat melintasi jalan.
Nur Aini, salah seorang warga di Jalan Teknologi, RW 03, Meruya Utara, merasa heran mengapa daerah tempat tinggalnya dapat terendam banjir. Meski demikian, air tak sampai masuk ke dalam rumahnya.
Menurut dia, banjir terakhir merendam kawasan tempat tinggalnya pada tahun 2007. Setelah itu, banjir tak pernah lagi "menghantui" daerah tempat tinggalnya.
"Kalaupun hujan deras, banjir atau genangannya pasti cepat surut, enggak sampai berjam-jam. Kok hari ini depan rumah banjir dan enggak surut-surut airnya," kata perempuan yang akrab disapa Ninik tersebut kepada Kompas.com.
Dia mengatakan, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Meruya Utara alias pasukan oranye, terakhir mendatangi lingkungan tempat tinggalnya pada Sabtu (11/11/2017). Namun, ia tidak tahu pasti pasukan oranye mengeruk saluran air yang mana.
Selain itu, warga lainnya, Ismari juga merasa heran daerah tempat tinggalnya kembali terendam banjir.
"Iya, kok tumben di sini banjir lagi. Padahal enggak ada sungai dekat sini," kata Ismari.
Warga terlihat mengepel bagian garasi rumah mereka masing-masing. Selain itu, ada pula warga yang mengamankan barang mereka dari garasi ke dalam rumah. Sementara beberapa anak kecil terlihat asyik bermain banjir.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/11/13/17084021/kompleks-bppt-meruya-dari-2007-bebas-banjir-kini-tergenang-lagi