"Untuk kemacetan, kami meminta peran aktif teman-teman transportasi online, salah satunya Go-Jek, untuk ikut dalam gerakan mengintegrasi layanan transportasi masing-masing moda. Jangan sampai terpisah-pisah dan akhirnya menimbulkan kesemrawutan lain," ujar Sandi di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (18/12/2017).
Sandi mengatakan, ojek online banyak menyebabkan kesemrawutan di stasiun-stasiun di Jakarta.
Oleh karena itu, ke depan Pemprov DKI Jakarta akan membuat halte di stasiun-stasiun sebagai lokasi pangkalan ojek online. Salah satunya yakni di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
"Kami harus adakan shelter-shelter khusus dan spot khusus. Yang sekarang kami lihat, 50 persen pengguna (transportasi) online itu adalah pengguna transportasi umum. Jadi, sebetulnya integrasinya itu harus jalan," kata dia.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berupaya melibatkan pengelola transportasi online dalam menataan kawasan stasiun.
Menurut Sandi, Pemprov DKI telah melibatkan pengelola transportasi online, termasuk GoJek, dalam penataan kawasan Tanah Abang.
"Masalah biasanya kalau dari transportasi adalah ojek online, ada ojek pangkalan, ada PKL, ada angkot. Nah, ini kami ingin semuanya ikut rembuk, ikut urun rembuk untuk mencarikan solusinya," ucap Sandi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/12/19/05563251/hindari-kesemrawutan-sandi-sebut-harus-ada-shelter-ojek-online-di-stasiun