Sebelumnya, petugas Satpol PP meminta PKL yang berjualan di trotoar di depan Stasiun Tanah Abang memindahkan barang dagangannya. Sempat terjadi perdebatan antara Satpol PP dan PKL.
Bukannya memindahkan barang dagangan ke tempat yang tidak menggangu, mereka malah dengan sengaja menaruh barang daganganya di sela-sela tempat penyeberangan.
Tempat penyeberangan itu berada prsis di depan pintu keluar Stasiun Tanah Abang. Tempat penyeberangan yang sebelumnya selebar 3,5 meter, setelah diokupasi pedagang menjadi tinggal 2 meter. Hal itu mengakibatkan para pejalan kaki berdesak-desakan melewati tempat itu.
Sore ini pejalan kaki yang menyeberang meningkat dibanding siang tadi. Sejumlah pejalan kaki yang ingin menyebrang akhirnya mengurungkan niatnya.
"Enak enggak, Bu kayak gini sempit-sempitan. Kami juga enggak mau kayak gini. Kami enggak mau merugikan masyarakat. Tapi Pemprov DKI beginiiin kami," kata seorang PKL.
Setelah satu jam berjualan di tempat penyeberangan, sejumlah PKL nekat mengangkat barang dagangannya dan kembali menduduki trotoar. Hal itu dilakukan PKL tepat di depan belasan petugas Satpol PP yang tengah berkumpul.
"Memangnya kami mau menunggu sampai kapan, kami mau cari makan. Emang lu siapa ngatur-ngatur gue" kata seorang PKL.
Sejumlah Satpol PP tampak hanya menonton para PKL tersebut.
Mulai hari ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menutup dua ruas Jalan Jatibaru Raya di Tanah Abang. Satu ruas diperuntukan buat PKL berjualan pakaian. Namun yang ditampung di badan jalan itu hanya 400 PKL. Satu ruas lagi hanya untuk bus transjakarta.
https://megapolitan.kompas.com/read/2017/12/22/16271511/sejumlah-pkl-tanah-abang-ngotot-berdagang-di-trotoar-walau-ditertibkan
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.