Berdasarkan pantauan Kompas.com, antrean mengular di beberapa teleskop yang disediakan pihak Planetarium. Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun ikut mengantre.
"Bulannya kelihatan, bolongan-bolongannya kelihatan, Bu," kata seorang anak laki-laki kepada ibunya saat melihat gerhana bulan melalui teleskop, Rabu (31/1/2018).
Beberapa pengunjung yang masih berada di antrean paling ujung nampak gelisah. Pasalnya, gerhana bulan yang ingin dilihat mulai tertutup awan.
"Yah, bulannya sudah mau ketutup awan, saya masih antre teleskop. Antreannya masih panjang banget ini," tutur seorang pengunjung yang berada di antrean belakang.
Kepala Satuan Pelaksana Teknik Pertunjukan dan Publikasi Planetarium Eko Wahyu Wibowo mengatakan, untuk melihat gerhana bulan menggunakan teleskop, pihaknya memberikan waktu paling lama 2 menit untuk masing-masing pengunjung.
"Gantian ya, 1-2 menit saja lihat pakai teleskopnya. Bergantian sama yang lain," ucap Eko.
Pihak Planetarium menyiapkan 16 teropong untuk memantau gerhana bulan. Dari 16 teropong, 9 diantaranya disiapkan khusus untuk masyarakat umum melihat fenomena tersebut.
Selain menyiapkan teropong, pihaknya juga telah memasang layar lebar yang terkoneksi teleskop.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/01/31/20245241/bulannya-sudah-mau-tertutup-awan-saya-masih-antre-teleskop