Salin Artikel

KPAI: 14 Persen Anak Hidup Bersama Kakek dan Neneknya

Masih dari sumber yang sama, 14,4 persen anak dibesarkan hanya dengan pengasuhan kakek dan nenek mereka.

Wakil Ketua KPAI Komisi Bidang Pengasuhan Rita Pranawati mengatakan, hal itu terjadi karena era industrialisasi yang membuat peran serta keterlibatan perempuan di ruang publik semakin tinggi.

"14,4 persen anak hidup bersama kakek dan neneknya. Ini adalah bentuk perubahan keluarga di era industrialisasi," ujar Rita saat ditemui di Mapolsek Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (2/2/2018).

Rita mengatakan, tak ada salahnya orangtua khususnya ibu rumah tangga bekerja untuk membantu menghidupi ekonomi keluarga. Namun, orangtua harus tetap paham kewajibannya untuk mengasuh dan mendidik anak.

Rita mencontohkan babysitter yang menganiaya balita yang diasuhnya di Kembangan, Jakarta Barat. Babysitter berinisal FY ini memukul dan menggigit balita tersebut hingga menimbulkan bekas memar.

Rita yang hari ini menemui FY di Mapolsek Kembangan mengatakan, FY merupakan korban dari tidak adanya pengasuhan dari orangtua. Orangtua FY bercerai dan sejak kecil diasuh oleh kakeknya.

Akhirnya FY tidak mendapat kasih sayang yang penuh dari orangtua. Hal itu membuat FY juga kesulitan untuk menyalurkan emosinya dengan tepat.

Rita mengatakan, melihat kasus tersebut, anak yang tidak mendapat asuhan oleh orangtuanya bisa menjadi pelaku atau korban kekerasan.

"Bisa agresifitasnya meningkat atau rendah. Kalau rendah berarti kepercayaan diri rendah. Anak bisa menjadi korban juga pelaku karena ketidaklekatan dengan orangtua," ujar Rita.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/02/02/21355781/kpai-14-persen-anak-hidup-bersama-kakek-dan-neneknya

Terkini Lainnya

Polisi Gelar Audiensi Terkait Penjarahan Rusunawa Marunda, Libatkan Pengelola Lama dan Baru

Polisi Gelar Audiensi Terkait Penjarahan Rusunawa Marunda, Libatkan Pengelola Lama dan Baru

Megapolitan
Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Keroyok Pemuda di Tangsel Akibat Buang Air Kecil Sembarangan, Dua Pelaku Ditangkap Polisi

Megapolitan
Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Megapolitan
Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke