Salin Artikel

Kesaksian Polisi yang Tak Sadar Dirinya Ditembak Saat Bom Thamrin

Saat itu, setelah serangkain ledakan bom, para teroris juga mengumbar tembakan dengan senjata api yang menyasar warga, termasuk aparat kepolisian.

Suhadi bercerita, saat kejadian, dia sedang patroli di depan gedung Bawaslu atau seberang pos polisi. Pos polisi itu merupakan salah satu titik ledakan. Dia mendengar suara ledakan yang kencang, tetapi belum berpikir bahwa itu suara ledakan bom.

Tak lama setelah itu, ia yang sempat ditahan beberapa pengemudi ojek akhirnya turun ke jalan untuk mensterilkan Jalan MH Thamrin dan mengalihkan arus lalu lintas karena khawatir ada ledakan susulan.

Saat itu, seorang pelaku menembak dirinya. Namun, Suhadi tak menyadari hal itu. Ia hanya melihat seorang pelaku memegang pistol berwarna silver saat menengok ke belakang.

"Saya enggak tahu pertama itu ditembak atau enggak. Masalahnya terdengar suara tembakan itu banyak sekali, saya tidak tahu arahnya dari mana," kata Suhadi saat bersaksi di pengadilan.

Situasi saat itu, kata Suhadi, sangat kacau. Orang-orang berlarian. Ia berusaha mengamankan lokasi dan berlari ke arah Sabang.

"Setelah saya berlari ke arah Jalan Sabang, saya stop kendaraan. Begitu saya dibonceng orang, saya tahunya ditembak karena ada kendaraan bermotor di belakang saya ngasih tahu, 'Pak, itu darahnya banyak.' Di situ saya berpikir saya ditembak. Saya minta diantar ke rumah sakit," ujar Suhadi.

Ipda Dodi Maryadi juga ditembak seorang pelaku. Dodi tengah berjaga di Polsek Metro Menteng saat terjadi ledakan bom.

Ia mendengar informasi dari radio ada ledakan di Thamrin. Dodi berinisiatif langsung menuju lokasi. Di sana, ia melihat beberapa korban sudah tergeletak.

Pimpinannya memerintahkan Dodi mengevakuasi korban di dalam gerai Starbucks. Dodi yang berada di perempatan jalan langsung mengendarai mobil menuju gerai kopi tersebut. Setelah itu, ia mendengar beberapa suara tembakan. Orang-orang berhamburan.

Dodi melihat seseorang berpakaian preman seperti polisi membawa senjata tak jauh darinya. Namun, ia menyadari senjata itu bukan milik polisi.

"Spontan saya tutup kaca mobil. Dari samping dia langsung lepaskan tembakan, mungkin enggak ada 1 meter jaraknya dari kaca (mobil). Alhamdulillah saya sempat tutup kaca meskipun belum penuh. Peluru itu masuk ke kaca dulu, baru ke perut saya," kata Dodi dalam kesempatan yang sama.

Sadar tak membawa senjata, Dodi langsung mencari bantuan ke perempatan Kebon Kacang hingga akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Budi Kemuliaan untuk dioperasi.

Sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan itu untuk mengadili terdakwa Aman Abdurrahman. Aman didakwa telah menggerakkan orang untuk melakukan berbagai aksi terorisme, termasuk peledakan bom di Jalan MH Thamrin itu.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/02/27/13293771/kesaksian-polisi-yang-tak-sadar-dirinya-ditembak-saat-bom-thamrin

Terkini Lainnya

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke