Salin Artikel

Pedagang Mengeluh, Pendapatannya Berkurang Setelah Pindah ke Lokbin Kota Intan

Berdasarkan pantauan Kompas.com, sejumlah pedagang yang ada di sana terlihat asyik mengobrol dengan pedagang lainnya.

Sementara itu, pengunjung yang mampir untuk membeli makanan dan minuman dapat dihitung dengan jari.

Sebagian besar toko yang terdapat di lokasi juga terlihat ditutupi terpal. Jumlah toko yang beroperasi pun tak mencapai setengahnya.

Padahal, Lokbin Taman Kota Intan terletak tak jauh dari salah satu destinasi wisata unggulan di Jakarta, yaitu kawasan Kota Tua.

Jarak antara Lokbin Taman Kota Intan dan Taman Fatahillah tak mencapai angka satu kilometer dan masih bisa dijangkau dengan berjalan kaki.

Pedagang di Lokbin Taman Kota Intan umumnya merupakan eks pedagang kaki lima di kawasan Kota Tua yang pindah sejak Oktober 2017. Sejumlah pedagang pun mengeluhkan kondisi sepi tersebut.

Amel, pedagang pecel ayam, mengaku belum mendapat pelanggan sejak dua hari terakhir. "Dari tahun baru ke sini selalu sepi, dari kemarin saja belum ngelayanin (pembeli). Bahan-bahan makanannya terpaksa dibuang," kata Amel.

Amel juga mengatakan, kondisi ekonominya jauh lebih baik ketika masih menjadi pedagang kaki lima ketimbang menjadi pedagang di lokbin. Ia menyebut pendapatannya turun hingga tiga kali lipat setelah pindah ke lokbin.

"Kalau di sana (Kota Tua) bisa dapat lebih dari sepuluh porsi. Kalau satu porsi Rp 25.000 kan lumayan bawa pulang Rp 250.000," kata Amel.

Keluhan yang sama juga dikemukakan Saiful, pedagang tas di Lokbin Taman Kota Intan. "Kalau dulu cukup-lah buat menghidupi anak istri, sekarang jauh dari itu, susah-lah," kata dia.

Saiful menyebut jumlah pengunjung di tokonya setiap hari masih bisa dihitung dengan jari. Ia pun hanya bisa menunggu kedatangan pelanggan dengan sabar.

Yahya, pedagang mi instan, juga hanya bisa bersyukur meski lapaknya sepi pembeli. "Kita bersyukur saja namanya juga cari rezeki. Walau dapat sedikit ya syukuri saja," kata Yahya.

Bekas pedagang kaki lima (PKL) itu mengatakan, pendapatannya menurun drastis setelah pindah ke lokbin. Ia juga merasa kecewa dengan menjamurnya PKL di Kota Tua.

"Bagaimana caranya pedagang liar di Kota Tua itu supaya tidak ada di sana dan semua balik dagang di sini," kata Yahya.

Ia mengatakan, fasilitas yang terdapat di lokbin memang sudah menunjang kebutuhan para pedagang dan pengunjung.

Lokbin Taman Kota Intan memang terbilang cukup nyaman. Kios-kios pedagang dan meja-meja makan dipayungi tenda besar yang menghalau sinar matahari dan guyuran hujan.

Lokbin ini juga dilengkapi musala dan toilet yang terbilang bersih. Beberapa petugas kebersihan pun tampak berkeliling membersihkan sampah yang tercecer.

Demi menarik perhatian masyarakat, sebuah panggung juga didirikan di tengah lokbin. Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil.

"Tiap Rabu sampai Minggu selalu ada dangdutan sampe jam 11 malam. Toko kita jadi ramai? Kagak tuh," kata Amel.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/01/20040151/pedagang-mengeluh-pendapatannya-berkurang-setelah-pindah-ke-lokbin-kota

Terkini Lainnya

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke