Salin Artikel

Jaringan Teroris Bom Thamrin Gunakan Telegram untuk Berkomunikasi

Hal itu terungkap dalam persidangan kasus bom Thamrin dengan terdakwa Aman Abdurrahman yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (13/3/2018).

Saksi Adi Jihadi menceritakan, dia dihubungi kakaknya, Iwan Darmawan Muntho alias Rois, melalui Telegram. Saat itu, Adi diminta Rois untuk mengambil uang sebesar 30.000 dollar Amerika Serikat (AS) dari seseorang. Belakangan uang itu diketahui untuk keperluan teror bom Thamrin, termasuk untuk penyelundupan senjata.

Menurut Adi, orang yang menyerahkan uang tersebut juga menghubunginya melalui Telegram.

"Ada Telegram masuk, janjian di mana tempatnya. Saya bilang di Serang saja," kata Adi saat memberikan kesaksian.

Adi mengaku tidak mengenal orang yang memberikan uang kepadanya. Dia juga tidak tahu mengapa orang itu menghubunginya melalui Telegram.

"Saksi kenal?" tanya Jaksa Nana Riana.

"Tidak, karena dalam waktu satu hari aja, dia dua kali ganti nama Telegram-nya," jawab Adi.

Telegram juga digunakan orang yang akan menerima uang itu dari Adi, yakni Suryadi Mas'ud. Mas'ud menghubungi Adi melalui Telegram untuk mengambil uang tersebut.

"Dia yang menghubungi saya pakai Telegram. Ketemuan di Giant. Pas ketemu ternyata kenal, Suryadi Mas'ud, dia teman kakak saya," kata Adi.

Adi memberikan 3.000 dollar Amerika kepada Mas'ud. Dia juga memberikan 20.000 dollar AS untuk Zainal Anshori. Sisanya, dia berikan kembali kepada Mas'ud saat Mas'ud berada di Filipina.

Dalam kasus itu, Aman didakwa telah menggerakkan orang untuk melakukan berbagai aksi terorisme, termasuk bom Thamrin.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/03/13/14420181/jaringan-teroris-bom-thamrin-gunakan-telegram-untuk-berkomunikasi

Terkini Lainnya

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Polisi Periksa Pelajar SMP yang Jadi Korban dan Pelaku Perundungan di Bogor

Megapolitan
Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Tangis Haru dan Sujud Syukur Casis Bintara yang Dibegal Usai Diterima Kapolri Jadi Polisi...

Megapolitan
Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Hadiah Sehabis Musibah bagi Satrio, Diterima Jadi Polisi meski Gagal Ujian akibat Dibegal

Megapolitan
Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Nasib Nahas Efendy yang Tewas di Kali Sodong, Diburu Mata Elang dan Dipukuli hingga Tak Berdaya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024 dan Besok: Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke